Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata
Kuliah Etika Profesi Pendidik
Dosen
Pengampu : Shokhibul Arifin, M.Pd.I
Oleh :
Ahmad Fathullah
20121550067
UNIVERSITAS MUHMMADIYAH SURABAYA FAKULTAS AGAMA
ISLAM
TAHUN 2015
JL. Sutorejo No. 59 Surabaya 60113 Telp. (031)3811966 Fax. (031)3813096
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Sejak dari lahir hingga mati manusia tidak akan
dapat hidup sendiri dan tak akan lepas dari yang namanya hubungan saling bantu
membantu antar manusia oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk sosial
yang dalam kehidupannya saling berkelompok.
Dalam suatu kelompok pastilah ada salah satu
diantara beberapa orang tersebut untuk dijadikan sebagai pacuan atau sebagai
panduan dalam menghadapi semua masalah-masalah yang mungkin timbul dalam
realita kehidupan. Dimana orang tersebut diharapkan mampu memimpin dirinya
sendiri keluarga dan anggota – anggotanya ke jalan yang baik. Disinilah
dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat
terselesaikan dengan baik.
2.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Kepemimpinan
Pendidikan Yang Profesional ?
2. Bagaimana Ciri-Ciri
Kepemimpinan Masa Depan ?
3. Bagaimana Kepemimpinan
Yang Efektif Dalam Penentuan Kebijakan ?
4. Bagaimana Kompetensi
Kepemimpinan Kepala Sekolah ?
3.
TUJUAN MAKALAH
1. Untuk Mengetahui Kepemimpinan
Pendidikan Yang Profesional.
2. Untuk Mengetahui Ciri-Ciri
Kepemimpinan Masa Depan
3. Untuk Mengetahui Kepemimpinan
Yang Efektif Dalam Penentuan Kebijakan
4. Untuk Mengetahui Kompetensi
Kepemimpinan Kepala Sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan Pendidikan Yang Profesional
Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian
kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk
dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka
mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela,
penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa[1].
Kepemimpinan
adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai
tujuan organisasi”.[2]
Profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan,
dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata
pencaharian seseorang”[3]
Jadi
dapat disimpulkan bahwa sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat
kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana
dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada
kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa
Profesionalisme
adalah suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu
meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas
keprofesionalannya dapat tercapai secara berkesinambungan.
B. Ciri-Ciri Kepemimpinan Masa Depan
menjadi
pemimpin yang baik harus memenuhi ciri – cirinya, yaitu[4]:
1.
Pemimpin mampu memimpin dirinya sendiri.
Seorang pemimpin sejati harus mengetahui
bagaimana caranya memimpin dirinya sendiri. Tidak hanya memberikan contoh baik
kepada karyawannya, tetapi ikut berperan serta, bekerja, atau terlibat dalam
seluruh pekerjaan.
2.
Jangan jadikan kerajaan.
Pemimpin yang bijaksana berarti
(seakan-akan) Kita telah mempunyai bakat untuk menduduki posisi tersebut. Tapi
ingat, jangan ciptakan sebuah kerajaan. Pemimpin yang secara kebetulan jadi
bos, sering juga secara kebetulan membentuk suatu sistem aturan yang tidak
perlu dan terlalu mengekang. Aturan bagi karyawan memang perlu, tapi tak perlu
berlebihan.
3.
Selalu terbuka mencari bentuk baru.
Salah satu kunci keberhasilan dari
menjalankan bisnis adalah mengulang-ulang sesuatu yang terbukti berhasil.
Masalahnya, seorang pemimpin yang secara kebetulan jadi pemimpin, cenderung
terus saja mengulang metode tadi dan tak berani melakukan terobosan baru.
Sebaliknya, pemimpin sejati mengakui keberhasilannya tetapi juga menyadari
bahwa selalu ada jalan lain untuk membuat sesuatu lebih baik lagi.
4.
Kepribadian kuat & tanggung jawab.
Memang benar Kita yang memegang
kekuasaan. Tapi itu tak berarti Kita boleh melakukan apa saja tanpa memikirkan
tanggung jawabnya. Jangan hanya menuntut bawahan untuk menyelesaikan tugas
dengan baik, tapi Kita pun harus memberi contoh yang baik. Jangan lupa, Kita
adalah panutan mereka.
5. Menuntaskan
pekerjaan.
Banyak pemimpin berkata, “permainannya”
telah selesai. Padahal, seorang pemimpin sejati, tidak akan pernah merasa
selesai bekerja. Tiap hari pasti ada masalah baru yang harus segera
dituntaskan. Entah komplain dari klien atau bawahan yang membuat ulah.
6. Beri
penghargaan selayaknya.
Pemimpin sejati harus mempunyai tangan
yang kuat sepertisi Popeye setiap kali habis makan bayam. Prestasi yang baik
menuntut timbal baik yang riil. Pemimpin yang mempunyai mata jauh ke depan
sangat dikagumi dan dihargai, tetapi haruslah dengan sesuatu tindakan yang
nyata pula, misalnya memberi promosi, bonus, dan bentuk penghargaan yang nyata
atas prestasi karyawan.
7. Tak
berhenti belajar.
Jauh
sebelum para eksekutif ber-pendapat bahwa keahlian memimpin berasal dari
semacam anugerah yang menakjubkan, tetap saja seorang pemimpin yang dapat
dipercaya juga berarti harus terus dan banyak belajar.
C. Kepemimpinan Yang Efektif Dalam Penentuan Kebijakan
Pengambilan
kebijakan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin.
Untuk mengetahui baik tidaknya kebijakan yang diambil bukan hanya dinilai dari
konsekuensi yang ditimbulkannya, melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam
prosesnya. Kegiatan pengambilan kebijakan merupakan salah satu bentuk
kepemimpinan, sehingga :
1. Teori
kebijakan merupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis situasi
yang tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini kebijakan lebih bersifat
perspektif dari pada deskriptif
2. Pengambilan
kebijakan adalah proses mental dimana seorang manajer memperoleh dan
menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk
menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data; manajer, secara
individual dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi
bisnisnya.
3. Pengambilan
kebijakan adalah proses memilih di antara alternatif-alternatif tindakan untuk
mengatasi masalah.
Dalam
pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa aspek,
yaitu proses dan gaya pengambilan
keputusan[5]
Ø Proses
pengambilan keputusan,
dilakukan melalui beberapa tahapan seperti:
- Identifikasi masalah
- Mendefinisikan masalah
- Merumuskan masalah
- penerapan keputusan
- Evaluasi keputusan
Ø Gaya
pengambilan keputusan, Gaya
adalah kebiasaan yang dipelajari. Gaya pengambilan keputusan merupakan kuadran
yang dibatasi oleh dimensi:
- Cara berpikir, terdiri dari:
- Logis dan rasional; mengolah informasi secara serial
- Intuitif dan kreatif; memahami sesuatu secara keseluruhan.
- Toleransi terhadap ambiguitas
- Kebutuhan yang tinggi untuk menata informasi dengan cara meminimalkan ambiguitas
- Kebutuhan yang rendah untuk menata informasi, sehingga dapat memproses banyak pemikiran pada saat yang sama.
D. Kompetensi Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan yang
diperlihatkan seseorang ketika melakukan sesuatu. Memahami visi dan misi serta
memiliki integritas yang baik saja belum cukup. Agar berhasil, kepala sekolah
harus memiliki kompetensi yang disyaratkan untuk dapat mengemban tanggung
jawabnya dengan baik dan benar. [6]
Adapun standar kompetensi kepala sekolah yaitu:
A. Kompetensi
kepribadian, meliputi:
1. Berakhlak
mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan
akhlak mulia bagi komunitas di sekolah.
2. Memiliki
integritas kepribadian sebagai pemimpin.
3. Memiliki
keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah.
4. Bersikap
terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
5. Mengendalikan
diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah.
6. Memiliki
bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
B. Kompetensi
manajerial, meliputi:
1. Mampu
menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan.
2. mengembangkan
organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan.
3. Memimpin
sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
4. Mengelola
perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajar yang efektif.
5. Menciptakan
budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
6. mengelola
guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
7. mengelola
sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.
8. mengelola
hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber
belajar, dan pembiayaan sekolah.
9. mengelola
peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, penempatan siswa, dan
pengembangan kapasitas peserta didik.
10. Mengelola
pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan arah dan
tujuan pendidikan nasional.
11. Mengelola
keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan,
dan efisien.
12. Mengelola
ketatausahaan sekolah dalam mendukung kegiatan-kegiatan sekolah.
13. Mengelola
unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan
kesiswaan di sekolah.
14. mengelola
sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan
keputusan.
15. memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen
sekolah.
16. Melakukan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan
prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.
C. Kompetensi
kewirausahaan, meliputi:
1. Menciptakan
inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah.
2. Bekerja
keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang
efektif.
3. Memiliki
motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pemimpin sekolah.
4. Pantang
menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang
dihadapi sekolah.
5. Memiliki
naluri kewirausahaan dan mengelola kegiatan produksi atau jasa sekolah sebagai
sumber belajar peserta didik.
D. Kompetensi
supervise, meliputi:
1. Merencanakan
program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
2. Melaksanakan
supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat.
3. Menindaklanjuti
hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme
guru.
E. Kompetensi
sosial, meliputi:
1. Bekerja
sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah.
2. Berpartisipasi
dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
3. Memiliki
kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.[7]
BAB III
KESIMPULAN
1.
Kepemimpinan
adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian,
termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka
meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin,
serta merasa tidak terpaksa
Profesionalisme adalah suatu bentuk komitmen
para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan
kompetensinya yang bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dapat tercapai
secara berkesinambungan.
2.
menjadi
pemimpin yang baik harus memenuhi ciri – cirinya, yaitu :
1. Pemimpin
mampu memimpin dirinya sendiri
2. Jangan jadikan
kerajaan
3. Selalu
terbuka mencari bentuk baru
4. Kepribadian
kuat & tanggung jawab
5. Menuntaskan
pekerjaan
6. Beri
penghargaan selayaknya
7. Tak
berhenti belajar.
3.
Pengambilan
kebijakan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin.
Untuk mengetahui baik tidaknya kebijakan yang diambil bukan hanya dinilai dari
konsekuensi yang ditimbulkannya, melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam
prosesnya.
Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan
dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu
proses dan gaya pengambilan keputusan
4.
Kompetensi
adalah kemampuan atau kecakapan yang diperlihatkan seseorang ketika melakukan
sesuatu. Memahami visi dan misi serta memiliki integritas yang baik saja belum
cukup. Agar berhasil, kepala sekolah harus memiliki kompetensi yang disyaratkan
untuk dapat mengemban tanggung jawabnya dengan baik dan benar
Adapun standar kompetensi kepala sekolah yaitu:
1.
Kompetensi
kepribadian
2.
Kompetensi
manajerial
3.
Kompetensi
kewirausahaan
4.
Kompetensi
supervise
5.
Kompetensi
sosial
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Kartini, Kartono. Dr. Pemimpin Dan Kepemimpinan, Jakarta,
PT. Raja Grafindo Persada, 1998
Ø Asep
Suryana, M.Pd, Kepemimpinan Dalam Pendidikan, 2010.
Ø Purwanto,
M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung : Remaja
Rosdakarya 1991)
Ø Mulyasa,
E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2005)
Ø Wahjo, sumidjo.
Kepemimpinan kepala sekolah. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2005)
Ø Miftah Toha, Kepemimpinan
dalam Manajemen, (Jakarta
2003: PT Raja Grafindo)
Ø Kusnandar. Guru
Profesional. (Jakarta 2007: PT Raja Grafindo)
Ø Musakabe, Herman. Mencari
Kepemimpinan Sejati, di Tengah Krisis dan Reformasi. ( Jakarta :
Penerbit Citra Insan Pembaru 2004 )
Ø
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2007)
Ø
Imam Machali, Ara Hidayat dan, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung:
Pustaka Educa, 2010)
[1] Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi
Pendidikan. (Bandung : Remaja Rosdakarya 1991), 86
[2] Miftah, Toha, Kepemimpinan dalam Manajemen,
(Jakarta 2003: PT Raja Grafindo), 5
[3] Kusnandar. Guru Profesional. (Jakarta 2007: PT
Raja Grafindo), 46
[4] Musakabe, Herman. Mencari Kepemimpinan Sejati, di
Tengah Krisis dan Reformasi. ( Jakarta : Penerbit Citra Insan
Pembaru 2004 ), 182
[5] Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), 152
[6] Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional.
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005), 106
[7] Ara
Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka
Educa, 2010), 117-118.