1.
Filsafa
Kata filsafat dari bahasa Yunani yaitu philosophia. Dalam
bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia
= persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan").
Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Filsafat
adalah studi yang mempelajari semua hal tentang kehidupan dan pemikiran manusia
secara kritis. Filsafat merupakan hasil
perenungan kefilsafatan.[1].
Filsafat muncul ketika orang-orang
mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di
sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada [agama] lagi untuk mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
2.
Filsafat
Yunani
Filsafat Yunani dalam sejarah
filsafat merupakan tonggak pangkal munculnya filsafat. Filsuf-filsuf pada masa
Yunani adalah orang yang mulai melepaskan diri dari mitos-mitos dan mencari
pertanggungjawaban yang rasional daripada kenyataan mencari apa yang tetap dan
kekal dalam kenyataan yang berubah-ubah.
Pertama, pada bangsa Yunani, terdapat suatu mitologi yang kaya serta luas.
Mitologi ini dapat dianggap sebagai perintis yang mendahului filsafat, karena
mite-mite merupakan percobaan untuk mengerti.
Melalui mite manusia mencari
keterangan tentang asal-usul alam semesta dan tentang kejadian yang berlangsung
di dalamnya. Mite mencari keterangan tentang asal-usul alam semesta sendiri
disebut mite kasinogaris Sedangkan tentang asal-usul alam semesta serta sifat
kejadian-kejadian dalam alam semesta disebut mite kosmologis. Masyarakat Yunani
mengadakan beberapa usaha untuk menyusun
mite-mite yang diceritakan oleh rakyat menjadi suatu keseluruhan yang
sistematis, mereka sudah menyatakan keinginan mengerti hubungan mite-mite satu
sama lain.[2]
Awal pergumulan akal dengan mite-mite ini terjadi pada
kira-kira abad ke 6 SM, akhirnya di wilayah Yunani muncullah pemikir-pemikir yang disebut filsuf
alam. Dinamakan demikian karena objek yang dijadikan pokok persoalan adalah mengenai alam (kosmos).
Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan soal alam besar darimana terjadinya
alam, itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka
3.
Tokoh-tokoh filsafat Yunani antara lain yaitu :
- Filsafat Yunani pra-Sokrates : filsafat alam mencari penjelasan daripada alam, Khususnya terjadi segala-galanya dari prinsip pertama charce.
A.
Filsuf
pertama dari miletos
Ketiga filsuf yang pertama : Thales
(625-545 SM), Anaximandros (610-540SM), dan Anaximenes (538-480 SM) yang
bertempat tinggal di Milletos. Pada awal abad ke-6 SM, Milletoslah yang menjadi
tempat lahir untuk filsafat dan bukan kota
lain. Kota ini
letaknya di bagian selatan pesisir Asia Kecil.
1.
THALES (625-545
SM)
Seorang filosof pertama, gelar yang
diberikan oleh Aristoteles. Ia seorang saudagar yang sering berlayar ke negeri Mesir dan menemukan ilmu
ukur dari mesir dan membawanya ke Yunani. Diceritakan pula bahwa dia juga ahli
politik yang terkenal dari Milletos. Dia juga berhasil meramal gerhana matahari
pada tanggal 28 Mei 585 SM. Karena hal itu dia dikenal sebagai ahli astronomi
dan metafisika. Beberapa penemuan Thales menggiring cara berpikir manusia dari
mitos-mitos kepada alam nyata yang empiris.
Sumber utama ajaran Thales yang
diungkapkan oleh Aristoteles sebagaimana pendapatnya mengenai metafisika, Aristoteles
menyatakan bahwa Thales adalah orang pertama yang memikirkan tentang asal-muasal terjadinya alam semesta
ini. Menurut Thales asal mula alam semesta ini adalah air. Air adalah pusat ,
sumber, dasar (principle) segala-galanya. Segala sesuatu yang berasal dari air
dan kembali menjadi air pula.
Argumen Thales merupakan argument
yang bukan hanya rasional tetapi observatif, meskipun pada zamannya belum lahir
ilmu pengetahuan yang segala sesuatu baru dinyatakan benar jika telah terbukti
secara empirik dan observatif. Pandangan Thales merupakan cara berpikir yang
sangat tinggi karena sebelumnya orang Yunani
sering mengambil jawaban tentang alam dengan kepercayaan dan mitos yang
dipenuhi dengan ketahayulan. Thales telah membuka alam pikiran dan keyakinan
tentang alam serta asal muasalnya. Tanpa menunggu hadirnya penemuan ilmiah dan
dalil-dalil agamais.[3]
Naluriah imannya Thales yaitu
animisme, yang mempercayai bahwa bukan hanya yang hidup saja yang memilki jiwa
tetapi juga benda mati mempunyai jiwa. Aristoteles menamakan pendapat Thales
yang menyatakan bahwa jagat ini mempunyai jiwa. Sering kali itu disebut dengan hylezoisme yaitu teori mengenai materi
yang hidup.[4]
Thales disebut bapak filsafat Yunani
sebab dialah filosof yangpertama, ia tak akan pernah meninggalkan pelajaran
yang dituliskannya sendiri. Filosofinya diajarkan dari mulut ke mulut. Baru
Aristoteles menuliskannya kemudian.
2.
ANAXIMANDROS (610-547 SM)
Dia salah satu murid Thales. Usianya 15 tahun lebih muda dari
Thales tetapi meninggal 2 tahun lebih dulu dari Thales. Dia adalah orang yang
berjasa dalam dunia astronomi dan geografi sebab dia orang pertama yang membuat
peta. Anaximandros juga mencari prinsip
terakhir yang dapat memberikan pengertian mengenai kejadian-kejadian dalam alam
semesta. Menurutnya segala sesuatu itu berasal dari to opeiron yaitu yang tak terbatas, sesuatu yang tak terhingga, opeiron itu sebagai prinsip yang fundamental. Opeiron
adalah barang yang asal yang tidak berhingga dan tiada keputusan itu mustahil bagi salah satu
dari barang yang berakhir itu.
Anaximandros menerangkan bagaimana
dari apeiron timbul alam semesta yang bermula dari keluarlah yang panas dan
yang dingin. Yang panas membalut yang dingin sehingga yangdingin itu terkandung
di dalamnya. Dari yang dingin itu terjadilah yang cair dan yang beku, yang beku
inilah yang kemudian menjadi bumi.[5]
Sebagai filosof ia mempunyai
pandangan bahwa alam adalah satu tetapi prinsip dasar tentang alam itu berasal
dari jenis yang tak terhitung dan tak
terbatas (apeiron). Sifat-sifat yang
diberikan Anaximandros tentang apeiron yaitu
sesuatu zat yang tak terhingga, tak
terbatas, dan tak dapat diserupakan dengan alam. Pemahaman tentang operion dapat dianalogikan dengan pandangan
orang muslim tentang Tuhan. Inilah kesimpulan hokum dunia menurut Anaximandros,
disini nampak kelebihannya daripada gurunya, selagi Thales berpendapat bahwa
barang yang asal itu salah satu dari yang lahir, yang tampak, yang berhingga
juga, Anaximandros meletakkannya di luar alam yang memberikan sifat yang tiada
berhingga padanya dengan tiada dapat diserupai.
Selain itu, menurutnya bumi berbentuk
silinder dan lebarnya tiga kali tingginya. Bumi itu tidak dapat jatuh sebab
bumi kedudukannya sebagai pusat jagat raya[6]
.
3. ANAXIMENES (585-524
SM)
Dia
adalah murid Anaximandros yang secara substansial pemahamannya tentang alam
tidak berbeda dengan gurunya. Anaximenes mengajarkan asal dari alam ini satu
dan tidak terhingga hanya saja dia tidak dapat menerima aximenes bahwa yang asal itu tidak ada persamaannya
dengan bartang yang lahir dan tidak dapat dirupakan. Baginya yang asal mestilah
satu dari yang ada dan yang nampak. Barang yang asal itu adalah udara, udara
itulah yang satu dan tidak berharga. [7]
Berpendapat
bahwa prinsip yang merupakan asal-usul segala sesuatu yaitu udara. Menurutnya
jiwa menjamin kesatuan tubuh kita demikianpun udara meliputi segala-galanya.
Jiwa sendiri juga tidak lain dari udara saja yang dipupuk dengan bernafas Mka
dia merupakan yang pertama berpikir persamaan antara tubuh manusia dan jagat raya.[8]Pandangan
tersebut didasarkan atas alasan:
1.
Udara
terdapat dimana-mana, dunia itu diliputi oleh udara, tidak ada satu ruanganpun
tidak terdapat udara didalamnya maka udara itu tidak ada habisnya.
2.
Keistimewaan
udara yaitu senantiasa bergerak olehkarena itu udara memegang peranan yang
penting dalam berbagai perubahan dalam ala mini.
3.
Udara
adalah unsur kehidupan karena tak ada sesuatupun yang hidup tanpa udara.
Mengenai terjadinya alam ini semuanya
terjadi karena udara. Gerak udaralah yang menjadi sebabnya. Jika udara jarang
maka terjadilah api. Jika rapat terjadilat angina dan awan, jika udara
bertambah rapat lagi turunlah hujan dari awan itu. Dari pandangan dan hasil
perenungan filosof pertama dari Milethos dapat disimpulkan
a.
Alam
semesta merupakan keseluruhan yang mempunyai dasar atas asal yang satu
b.
Alam
semesta ini dikuasai oleh hukum, kejadiannya
tidak terjadi secara kebetulan melainkan ada semacam keharusan di belakang
kejadian-kejadian itu.
c.
Akibatnya,
alam semesta kita ini merup[akan kosmos (alam yang teratur )
Anaximenes merupakan filosof alam
terakhir dari kota
milethos, sesudah ia meninggal maka berakhirlah
filosof dari kiota itu.
B.
Filsuf-filsuf
lain
1. PHYTAGORAS
Pada tahun 530 SM, seorang dari
Italia menetap dikota Kroton Krovena orang Greek berangsur-angsur mencari
tempat kediaman. Di kota
itu didirikan sebuah perkumpulan agama,yang biasa disebut kaum Phytagoras.
Perkumpulan itu menjadi sebuah torikot, mereka diam dan menyisihkan diri dari
masyarakat dan hidup selalu dengan amal ibadah. Menurut berbagai keterangan
Phytagoras terpengaruh oleh hal yang mistik yang berkembang pada saat itu di
Yunani, yang bernama Orvisisme Ujung yang terikat Phyta, ialah mendidik
kebatinan dan mengikat ruh. Phyta percaya akan kepindahan jiwa dari mahluk yang
sekarang kepada mahluk yang akan datang. Apabila seseorang meninggal maka
jiwanya akan kembali ke dunia, masuk dalam badan salah satu hewan. Menurut
kepercayaan Phyta, manusia itu asalnya Tuhan, jiwa itu adalah penjelmaan dari
Tuhan, yang jatuh ke dunia karena berdosa dan akan kembali lagi kelangit bila
sudah habis dicuci dosanya. Dengan hidup murni tetapi prosesnya
berangsur-angsur. Untuk hidup murni harslah orang mematangkan makan daging dan
kacang. Menurut kepercayaan Phyta itu menjadi penganjur vegetarisme, makan
sayur-sayuran dan buah-buahan saja. Menurut kepercayaan kaum Phyta setiap orang
harus bertanggung jawab dalam hatinya tentang perbuatannya sehari-hari. Hidup
di dunia menurut paham Phyta, adalah persediaan untuk akhirat, sebab itu semua
dikerjakan untuk kemudian. Phyta sendiri tidak meninggalka ajaran yang
tertulis, apa yang keliuar dari mulut sendiri susah memisahkannya dari yang
dari yang ditambahkan oleh murid-muridnya . orang hanya tahu bahwa Phyta lebih
besar pengaruhnya karena dipandang sebagai dewa. Jadi apa yang dikatakannya
selalu benar walaupun sebenarnya salah. Selain ahli mistik Phytagoras juga
sebagai ahli fikir terutama dalam ilmu
matematik dan ilmu hitung sehingga ia tersohor namanya. Filsafah pemikirannya
banyak diilhami oleh rahasia angka-angka, ia beranggapan bahwa hakikat segala
sesuatu adalah angka. Dunia angka adalah dunia kepastian dan dunia ini erat
hubungannya dengan dunia bentuk. Ilmu angka dan ilmu bentuk adalah satu-satunya
ilmu pasti atau pure matematiks.
Dunia ilmu pasti adalah dunia
kesempurnaan,contohnya: kebenaran =+2ab+ adalah pasti. Ilmu ukur mengajarkan langkah
mutlak bulat, namun dalam alam kenyatannya tidak kita lingkaran yang mutlak
bulat. Alam dunia itu penuh kekurangan hanya hanya TUhanlah yang penuh
kesempurnaan.
Dalam ilmu kalam dan theology zaman
pertengahan pikiran Phytagoras sangat berpengaruh sehingga pembuktian adanya
Tuhanpun didasarkan pada logika dan ilmu pasti. Kita mengenal sifat Tuhan yang
wajib atau pasti dan kebalikannya sifat mustahil, dan ada satu lagi yaitu sifat
mungkin.
Cara berfikir demikian adalah
berdasarkan ilmu ukur berdasar ilmu pasti atau ilmu pure mathematies yang tidak
mungkin terjadi kebenarannya dalam dunia kenyataan[9].
Sejak zaman Phytagoras, pemikiran
matematika menguasai segala bidang, menentang kebenaran akal namun cara
pemikiran ini tetap berpengaruh Karena orang tidak mudah mencintai dunia yang
ada, dunia yang penuh dengan kepalsuan, kemunafikan dan kegagalan yang pahit
kata Phyta, bahwa “all things are numbers”, tampak seolah-olah omong
kosongbelaka, akan tetapi justru ajaran itulah yang menjadi segala pokok
pangkal ilmu/ hakikat ilmupasti, teologi, mistik, tasyawuf semakin baru
kegagalan yang ditemui oleh orang dalam hidupnya sehari-hari, semakin besar
kesediaan dia untuk terbang dari dunia kebendaan dan merindukan kepada sesuatu
yang hakiki dan abadi, semakin besar kesediaannya untuk menerima barang kramat
atau mistik. Dari sini dapat dilihat kecakapan dia dalam matematis mempengaruhi
terhadap pemikiran filsafatnya, sehingga pada segala keadaania melihat dari
angka-angka dan segala keadaan merupakan paduan dari unsure angka
2. PARMENIDES 540-473 SM
Ta dilahirkan pada tahun 540 SM di Elea, Italy
selatan. Di kota
kelahirannya ia dikenal sebagai orang besar. Ia ahli dalam politik dan pernah
memangku jabatan dalam pemerintahan, namun ia lebih terkenal baku karena jabatannya tapi karena ahli pikir
yang melebihi siapapun juga pada masanya. Kebenaran adalah sesuatu , namun
berbeda dari orang yang mengatakannya. Ada
tiga cara berfikir tentang Tuhan:
1. Ada
2.
Tidak ada
3.
Ada
dan tidak ada
Yang benar ialah ada (1) tidak
mungkin ada keyakinan yang tidak ada, (2) sebagai ada karena yang tidak mungkin
Tuhan itu ada dan sekaligus tidak ada. Jadi benar tidaknya suatu pendapat
diukur dengan logika. Untuk mencapai kebenaran kita tidak dapat berpedoman
dengan penglihatan yang menampakkan kepada kita “yang banyak” dan “yang
berubah-ubah”, hanya akal yangadapat mengatakan bahwa “yang ada” itu “ mesti
ada” serta mengakui bahwa “yang ada” itu “mustahil ada”. Bulan adalah tanda
yang sempurna bagi parmenilu. Ajaran Parmenides, yang berpokok pada yang “satu”
dan “tetap”, bertentangan dengan ajaran Heroklitos. Heroklitos adalah nabi yang
bergerak senantiasa, yang selalu dalam kejadian Parmenidas nabi dari yang tidak
berubah-ubah. Bangun dunia Heroklitos dinamis, Dunia Parmenides statis. Ajaran
Parmenides banyak yang tidak memuaskan bagi orang yang semasa dengan dia,
banyak keterangan yang bertentangan tampaknya dengan yang lahir, sebab banyak
orang yang membantah.[10]
3. DEMOKRITOS
Demokritos lahir di kota Abdera Pesisir Thrake Yunani Utara
(460-370 SM). Demokratis tidak dipengaruhi oleh filsafat gaya baru yang berkembang di Athena dalam
kalangan Sokrates, dari lain pihak, di Athena rupanya filsafat Demokritas cukup
lama tidak dikenal. Menurut Leukippos dan Demokritos jumlah atom tidah
terhingga. Atom-atom yang dikaitkan bergerak dengan gerak putting beliung, makin
lama makin banyak atom mengambil bagian dari gerak itu, dan badan-badan Qu yang
lebih halus dilontarkan ketepinya. Demikianlah kosmos kita dibentuk dan dengan
cara ini banyak dunia yang ditimbulkan menurut Demokritas jiwa terdiri dari
atom-atom.[11]
4. PROTAGORAS
Lahir kira-kira pada tahun 485 SM di kota Abdera Pesisir
Thrake, Yunani Utara. Dalam bukunya “Aletheia” (kebenaran) terdapat tuturan
Photagoras yang isinya “ Manusia adalah ukuran dari segala-galanya untuk
hal-hal yang ada sehingga mereka ada dan hal-hal yang tidak ada sehingga mereka
tidak ada”. Hal ini bisa disebut retavilisme.
Protagoras berpendapat bahwa Negara
tidak berdasarkan kodrat, melainkan diadakan oleh manusia itu sendiri, ia juga
berpendapat tentang allah-allah, boleh disbut sesuatu skeptisisme (tidak
mungkin mencapai kebenaran).[12]
5.
ZENO
( 490 SM)
Zeno lahir pada tahun 490 SM di Elea. Ia menjadi terkenal karena ketangkasan perkataan
dan ketajaman pikirannya. Zeno merupakan salah satu murid Parmanides, ia
mempertahanka filsafat gurunya tidak dengan menyambung keterangan atau
menambahkannya akan tetapi mengembalikan keterangan terhadap dalil-dalil orang
yang membantah gurunya, ia menyatakan jika keterangan orang yang membantah
dinyatakan salah maka pendirian gurunya benar dengan sendirinya. Oleh banyak
filosof ia dianggap banyak merelatifka kebenaran yang telah mapan terhadap
paham yang menyatakan yang bergerak itu ada.
Zeno mengemukakan 4 pasal yaitu:
1. Suatu gerakan tidak bisa bermula, sebab
tiap-tiap badan tidak bisa sampai kepada suatu tempat atau titik yang
dilaluinya.
2.
Achilleus
yang cepat seperti kilat tidak dapat mengejar penyu yang begitu lambat
jalannya, sebab apabila ia tiba ditempat penyu, dia sudah maj sedikit kemuka.
3.
Anak panah
yang dipanahkan dari busurnya tidak bergerak, tetapi berhenti sebabsetiap saat
ia berada pada suatu tempat yang mana pada suatu tempat itu maknanya berhenti.
4.
Setengah
waktu sama dengan sepenuh waktu.[13]
Betapapun juga, dalil-dalil yang di
kemukakan Zeno itu kembali dipersoalkan oleh ahli-ahli piker dalam abad ke-17
dan 18.
6.
GORGIAS
( 427 SM)
Sejarah kehidupannya kurang diketahui
dengan jelas, ada keterangan pada tahun 427 SM dari Leontini ia pergi ke Atena.[14]
Pandangan falsafahnya ia mengajukan
tiga proporsi sebagai kesimpulan falsafah darinya:
1. Tidak ada yang ada, maksudnya realitas itu
sebenarnya itu tidak ada.
2.
Akal juga
tidak mampu meyakinkan kita tentang bahan alam semesta ini
3.
Realitas
itu dapat diketahui, namun ia tidak akan dapat diberitahukan pada orang lain.
Demikian cara Goreias mengambil sendi
bagi uraiannya kepada filosof Elea. Dengan
dalil-dalil semacam itu, yang dikeluarkan dengan Retoriela, diajarkannya orang
meniadakan segala-galanya.
7.
HERAKLEITOS
Herakleitos hidup di Ephesos di Asia
Kecil sekitar tahu 500 SM. Herakleitos diberi julukan “si gelap” (ho skoteinos)
karena sulit sekali mengerti maksud dan fikirannya. Gaya bahasa Herakleitos menimbulkan kesan,
wataknya tinggi hati dan sombong.
Inti pemikiran dari Herakleitos,
boleh ditunjukan keyakinannya bahwa setiap benda terdiri dari hal-hal yang
saling berlawanan dan hal-hal yang berlawanan itu tetap mempunyai kesatuan
Herakleitos menyatakan “ engkau tidak
dapat terjun ke sungai yang sama dua kali karena sungai itu mengalir”.
Pernyataan semua mengalir berarti semua berubah bukanlah pernyataan yang
sederhana. Pernyataan itu mengandung pengertian bahwa kebenaran selalu berubah.
Pengertian adil dalam hal ini belum tente benar besok. Pandangan ini merupakan
warna dasar Filsafat Sofisme.
8.
XENOPHANES
Dalam tradisi Yunani diceritakan
bahwa Xenophanes mengarang suatu syair ketika Elea, kota perantauan di Italia Selatan
mengabadikan peristiwa sejarah itu. Plato dalam dialognya Sophistes mengatakan
bahwa madzhab filusuf-filusufdari Elea “Unulai
dengan Xenophanes, bahkan lebih dulu”. Perkataan ini merupakan titik tolak bagi
tanggapan yang lazim dalam tradisi Yunani yaitu bahwa Xenophanes adalah pendiri
madzhab Elea. Xenophanes bukanlah filusuf yang
sebenarnya, ia adalah seorang penyair yang sifatnya kritis dan berkenalan
dengan fikiran-fikiran filsafatpada waktu itu, kritiknya tampak terutama dalam
bidang agama.[15]
Nama Xenophanes menjadi terkenal
karena untuk pertama kalinyadalam sejarah Yunani, dialah yang mensinyalir
konflik yang sedang berlangsung antara pemikiran filsafat dan
tanggapan-tanggapan mitologis yang tradisional. Dengan kritiknya Xenophanes
terutama menentang Hemeros dan Hesiodos, kedua penyair Yunani
tersebutmengenakan kepada Allah-Allah, berbagai perbuatan yang memalukan
seperti pencurian, berzina dan penipuan. Xenophanes menginsyafi adanya hubungan
antara anggapan etis yang ideal dalam bidang etis dengan kritik lain,
Xenophanes membantah Antropomorfisme Allah-Allah, artinya tanggapan bahawa
seakan-akan Allah adalah manusia. Ia mengatakan bahwa manusia cenderung
berfikir bahwa allah-allah dilahirkan seperti halnya dengan manusia. Dapat
disimpulkan bahwa menurut dia, Allah tidak mempunyai permulaan dalam arti kekal
dan menururnya pengetahuan tentang Allah, tidak pernah pasti.
Xenophanes menyangka bahawa bumi
tersimpul dalam proses peredaranyang selalu berlangsung terus. Tanah menjadi
lumpur, lalu menjadi air laut, sebaliknya laut menjadi lumpur lalu menjadi
tanah yang menarik bahwa untuk itu ia menunjuk kepada bukti yang empiris
2
Filsafat
Klasik
1
SOKRATES
Kehadiran filosof Yunani klasiksama
dengan kehadiran raksasa yang menggoncang bumi berbagai pandangan para filosof
Yunani. Merupakan motifasi kuat intuk bangkit kembalidari ilmu pengetahuan yang
sangat lemah. Sokates lahir di Athena pada tahun 470 SM dan meninggal 399 SM.
Filsafatnya adalah suatu reaksi dan suatu kritik terhadap pemikiran kaum Sofis.
Sokrates pernah dimasukkan dalam penjara karena pendapat dan ajarannya. Adapun
alsafah pemikiran Sokrates diantaranya adalah pernyataan adanya kebenaran
positif yaitu yang tidak bergantung kepada aku dan kita. Dalam membenarkan
kebenarannya Sokrates menggunakan metode-metode tertentu yang dikenal dengan
metode dialektika (bercakap-cakap). Dari metode dialektikanya ia menemukan dua
penemuan metode yang lain yaitu induksi dan definisi. Induksi mana kala
pemikiran bertolak dari pengetahuan yang khusus lalu menyimpulkan
kepengertian-pengertian yang umum sedangkan definisi pembentukan pengertian
yang berlaku universal.[16]
Sokrates dikenal sebagai orang yang
berbudi luhur, arif, dan bijaksana, namun ia tak pernah mengakuinya. Menurutnya
filsafat bermula pada “Jika seorang belajar bagaimana meninjau kembali
kepercayaan yang sejak kecil dianut”. Paham etika Sokrates merupakan kelanjutan
dari metode induksi dan definisi. Ajaran filosofinya tidak pernah dituliskannya
melainkan dilakukan dengan perbuatan dengan cara hidup.
2
PLATO
Lahir pada tahun 428 SM di Athena dan
meninggal pada tahun 347 SM. Tujuan hidup manusia adalah eudaimonia (hidup yang
baik) untuk mencapainya manusia harus mendapatkan pendidikan sebagaimana
Sokrates ia menggunakan metode dialog untuk mengantarkan filsafatnya, namun
kebenaran umum (devinisi) menurutnya bukan dibuat dengan cara dialog yang
induktif sebagaimana cara yang digunakan Sokrates.
Menurut pemikiran filsafatnya, dunia
lahir adalah dunia pengalamanyang selalu berubah-ubah dan berwarna-warni, semua
itu adalah bayangan dari dunia ideal. Sebagai konsep dari pandangannya tentang
dunia ideal dalam masalah etika ia berpendapat bahwa orang yang berpengetahuan
dengan pengertian yang bermacam-macamsampai pengertian tentang idenya dengan
sendirinya akan berbuat baik.
Pokok filosofi Plato adalahmencari
pengetahuan tentang pengetahuan, ia bertolak dari ajaran gurunya Socratusyang
mengatakan budi ialah tahu. Budi yang berdasarkan pengetahuan menghendaki suatu
ajaran tentang pengetahuan sebagai dasar filosofi. Pertentangan antara fikiran
dan pandangan menjadi ukuran bagi Plato. Pengetahuan bukan dari pengalaman,
karena pengalaman hanya alasan untuk menuju pengertian yang diperoleh atas
usaha akal sendiri
3. ARISTOTELES
(384 – 322 SM)
Berasal dari Stageira di daerah
thrake, Yunani utara, belajar dalam Akademi Plato di Anthena, tinggal di sana sampai plato wafat. 2
tahun mengajar pangeran Alexander Agung, lalu kemudian Ia mendirikan sekolah
bernama Lykeion (dilatinkan Lyceum) . Aristoteles lebih kearah ilmu pengetahuan
yang sedapat mungkin menyelidiki dan mengumpulkan data kongkret. Kritik tajam
ditujukan pada Plato tentang ide-ide, jadi manusia yang kongkret aja. Ia
berpendapat setiap jasmani terdiri 2 hal yaitu bentuk dan materi, Namun yang
dimaksudkannya bentuk materi dalam arti metafisika. Materi menurutnya adalah
materi yang pertama (hyle prote) . dengan kata pertama dimaksudkan bahwa meteri
sama sekali tidak ditentukan. Dengan kata pertama materi pertama selalu mempunyai
salah satu bentuk Bentuk (morphe) ialah perinsip yang menentukan. Karena materi
pertama suatu benda merupakan benda kongkret mempunyai kodrat tertentu, termasuk
jenis tertentu (pohon misalnya bukan binatang) dan akibatnya dapat di kenal
oleh rasio kita. Dengan itu kiranya jelas bahwa buat nya ilmu pengetahuan
dimungkinkan atas dasar bentuk yang terdapat dalam setiap benda kongkret. Teori
ini dinamakan Hilemorfisisme ( berdasarkan kata yunani Hyle dan morphe) menjadi
dasar ia melihat manusia. Sehingga bila manusia mati dapat disimpulkan maka
jiwanya pun mati[17].
KESIMPULAN:
Filsafat, terutama Filsafat barat muncul di Yunani semenjak
kira-kira abad ke 7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan
dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan
tidak menggantungkan diri kepada [agama] lagi untuk mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan
tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia,
Yudea (Israel)
atau Mesir.
Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada
kasta
pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari
Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar tentu saja
ialah: Sokrates,
Plato
dan Aristoteles.
Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah
“Komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang
sangat besar pada sejarah filsafat.
[1] Louis A. Katsof (penerjemah Soejono Soekamto), Pengantar filsafat,Yogyakarta:Tiara
Wacana Yogya, 2004,Hlm.13
[2] Bertens, Sejarah Filsafat Yunan dari Thales ke
Aristoteles, Yogyakarta : Kanisius.1975, Hlm14-15
[3] Drs.Abang Abdul Hakim dan Beni Akhmad Subeni,Filsafat umumdari metologi sampai teofilosofi, Hlm.148
[4] Bertens, Sejarah Filsafat Yunan dari Thales ke
Aristotelesi, Yogyakarta : Kanisius.1975,
Hlm.28
[5] Drs. Ahmad Syadali dan Drs. Mudzakir, Filsafat Umum , Hlm.43
[6] Bertens, Sejarah Filsafat Yunan dari Thales ke
Aristotelesi, Yogyakarta : Kanisius.1975,
Hlm.30
[7] Drs.Atang Abdul Hakim
,MA dan Drs. Beni Akhmad Saebani,
filsafat Umum Dari Metodologi Sampai
Teofisika, Hlm.154)
[8] Bertens, Sejarah Filsafat Yunan dari Thales ke
Aristoteles, Yogyakarta : Kanisius.1975,
Hlm.31
[9] Drs. H.Ahmad Syadili, M.a dan Drs.Mudzakir,Filsafat Umum, Bandung:
CV.Pustaka Setia, 2004, Hlm.47-51
[10] Drs. H.Ahmad Syadili, M.a dan Drs.Mudzakir,Filsafat Umum, Bandung:
CV.Pustaka Setia, 2004, Hlm. 54-57
[11] Bertens, Sejarah Filsafat Yunan dari Thales ke
Aristoteles, Yogyakarta : Kanisius.1975,
Hlm.61-64
[12] Bertens, Sejarah Filsafat Yunan dari Thales ke
Aristoteles i, Yogyakarta : Kanisius.1975,
Hlm.69-71
[13] Drs. H.Ahmad Syadili, M.a dan Drs.Mudzakir,Filsafat Umum, Bandung:
CV.Pustaka Setia, 2004, Hlm. 63
[14] Drs. H.Ahmad Syadili, M.a dan Drs.Mudzakir,Filsafat Umum, Bandung:
CV.Pustaka Setia, 2004, Hlm. 64
[15] Bertens, Sejarah Filsafat Yunan dari Thales ke
Aristoteles i, Yogyakarta : Kanisius.1975,
Hlm.38-42
[16] Drs.Abang Abdul Hakim dan Beni Akhmad Subeni,Filsafat umumdari metologi sampai teofilosofi, Hlm.187
[17] Sejarah Filsafat Yunani http://massofa.wordpress.com/2008/10/28/sejarah-filsafat-yunani/,
diakses tanggal 17 Maret 2009
No comments:
Post a Comment