11/4/18

SIKAP DASAR KADER DALAM BERMUHAMMADIYAH

Orang-orang takwa selalu terdorong untuk merealisasikan ajaran Islam agar menjadi rahmat bagi seluruh alam sebagai bentuk penyembahannya kepada Allah. Ajaran Islam yang sudah diformulasikan dalam Al Qur'an dan Sunnah merupakan petunjuk bagi manusia untuk memahami dan menjalani hidup dari alam ruh sampai ke alam akhirat.
            Setiap manusia memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, alam semesta, dan Allah atas pemahaman dan pelaksanaan ajaran Islam. Manusia secara individu memiliki banyak keterbatasan dalam memahami dan melaksanakan ajaran Islam. Oleh karena itu, interaksi dan kerjasama antar individu yang memiliki kesamaan ideologi dan tujuan akan mampu meningkatkan kapasitas dan kualitas pengabdiannya kepada Allah.
            Inspirasi pendirian Persyarikatan Muhammadiyah secara normatif  berasal dari berbagai nilai dasar Islam yang tercantum dalam Al Qur'an dan Sunnah. Penggunaan sebagian nilai dasar Islam sebagai ispirasi pendirian organisasai tidak bermaksud menafikan nilai-nilai dasar Islam lainnya. 
            Hal tersebut lebih disebabkan oleh kesadaran akan keterbatasan kemampuan manusia dalam memahami dan melaksanakan ajaran Islam secara keseluruhan di satu sisi. Keterbatasan tersebut, di sisi lain berfungsi sebagai penciri antara satu organisasai dan organisasai lainnya.
            Inspirasi organisatoris Persyarikatan Muhammadiyah yang sangat terkenal diambil dari firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 104 (3:104), yang artinya sebagai berikut:Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”(QS Ali 'Imran/3: 104).
                Pemahaman secara awam terhadap QS Ali 'Imran/3: 104 di atas berdasarkan QS Ali 'Imran/3 ayat 102, 103, dan 105 bagi Persyarikatan Muhamadiyah adalah:
1. Seruan untuk melaksanakan kebajikan, berbuat baik, tidak berbuat jahat lebih efektif dilaksanakan secara bersama-sama dan terorganisir dalam suatu organisasi Muhammadiyah.
2. Individu-individu yang bersyarikat dalam Muhammadiyah adalah orang-orang yang beriman dan takwa dan hanya ingin mati dalam keadaan Islam.
3. Kader Muhammadiyah hendaklah selalu berpegang kepada tali Allah dan tidak bercerai berai.
4. Berpegang kepada tali Allah dan tidak bercerai berai merupakan sikap berorganisasai yang mensyukuri nikmat Allah, sehingga Allah berkenan mempererat tali persaudaraan dengan menyatukan hati dan menyelamatkan kita dengan petunjukNya.
5.Memajukan organisasi memerlukan kreativitas dan kadang kala disertai dengan improvisasi. Hal ini sangat potensial menimbulkan perbedaan pemahaman dan berkembang menjadi konflik yang dapat merusak persaudaraan bahkan sampai bercerai berai.
 
            Segolongan umat yang menggerakkan Persyarikatan Muhammadiyah minimal memenuhi kelima indikator tersebut di atas dan insya Allah akan menjadi golongan yang beruntung.
            Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk jangka waktu yang tidak dibatasi oleh manusia. Kader Muhammadiyah harus menjaga karakteristik dan fokus tujuan gerakan yang menjadi ciri pembeda antara organisasai Muhammadiyah dan organisasai lain. Perubahan keadaan lingkungan internal dan eksternal Muhammadiyah sangat potensial melemahkan karakter dan merusak fokus gerakan. Konsistensi sikap kader sangat diperlukan untuk memperkuat karakter dan mempertajam fokus gerakan Muhammadiyah.
            Penguatan karakter dan penajaman fokus gerakan dapat dijaga melalui perumusan dan pelaksanaan putusan Tarjih Muhammadiyah. Upaya tersebut telah dimulai sejak tahun 1935 dengan perumusan Manhaj Tarjih Muhammadiyah.
            Rumusan pertama sebagai hasil kajian tim Tarjih Muhammadiyah adalah tentang sikap dasar Muhammadiyah dalam persoalan agama secara umum yang dikenal sebagai Mabadi Khamsah  (Masalah Lima). Penyelesaian rumusan tersebut tertunda karena adanya penjajahan Jepang dan perang kemerdekaan. Perumusan Masalah Lima tersebut dilanjutkan pada akhir tahun 1954 dan selesai pada awal tahun1955 dalam Muktamar Khusus Majelis Tarjih di Yogyakarta.
                Kitab Masalah Limamemperjelas tentang sikap dasar kader Muhammadiyah dalam bidang agama, dunia, ibadah, sabililah, dan qiyas. Konsep lima sikap dasar kader Muhammadiyah tersebut adalah sebagai berikut:
 
1. Agama
a. Agama yakni Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, ialah apa yang diturunkan Allah di dalam Quran dan yang tersebut dalam Sunnah yang shahih, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat.
b. Agama adalah apa yang disyari’atkan Allah dengan perantaraan Nabi-nabinya, berupa perintah-perintah dan larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di Dunia dan Akhirat.
 
2. Dunia
            Urusan dunia yang dimaksud dalam sabda Rasulullah saw : "Kamu lebih mengerti urusan duniamu” ialah segala perkara yang tidak menjadi tugas diutusnya para Nabi. Segala perkara yang dimaksud ialah perkara-perkara/pekerjaan-pekerjaan/urusan-urusan yang diserahkan sepenuhnya kepada kebijaksanaan manusia.
 
3. Ibadah
            Ibadah ialah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dengan jalan menta’ati segala perintah-perintah-Nya, larangan-larangan-Nya dan mengamalkan segala yang diizinkan Allah. Ibadah itu ada yang umum ada yang khusus:
a. Ibadah umum ialah segala amalan yang diidzinkan Allah.
b. Ibadah khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah akan perincian-perinciannya, tingkah dan caracaranya yang tertentu.
 
4. Sabilillah
            Sabilillah ialah jalan yang menyampaikan kepada keridlaan Allah, berupa segala ’amalan yang diizinkan Allah untuk memuliakan kalimat (agama)-Nya dan melaksanakan hukum-hukum-Nya.
 
5. Qiyas
a. Setelah persoalan qiyas dibicarakan dalam waktu tiga kali sidang, dengan mengadakan tiga kali pemandangan umum dan satu kali tanya jawab antara kedua belah pihak;
b.Setelah mengikuti dengan teliti akan jalannya pembicaraan dan alasan-alasan yang dikemukakan oleh kedua belah pihak, dan dengan MENGINSYAFI bahwa tiap-tiap keputusan yang diambil olehnya itu hanya sekedar mentarjihkan di antara pendapatpendapat yang ada, tidak berarti menyalahkan pendapat yang lain.
 
            Inspirasi pendirian Persyarikatan Muhammadiyah menjadi stimulan dari rumusan  sikap dasar kader Muhammadiyah. Sikap dasar kader yang benar akan mampu mengawal dan mengembangkan gerakan Muhammadiyah sehingga tidak lepas dari poros inspirasi pendiriannya. Pemahaman dan konsistensi terhadap sikap dasar kader ini memperjelas fokus gerakan Muhammadiyah. 
            Oleh karena itu, setiap kader Muhammadiyah  harus memiliki sikap dasar yang disarikan dari Kitab Masalah Lima, sebagai berikut:
1. Segolongan orang yang menggerakkan Muhammadiyah adalah orang-orang takwa yang menjunjung tinggi persaudaraan dan tidak suka bercerai berai.
2. Agama Islam yang ditegakkan oleh Muhammadiyah adalah agama Islam yang dibawa oleh Muhammad dengan Al Qur'an dan Sunnah sebagai sumber ajarannya.
3. Al Qur'an dan Sunnah adalah rujukan mutlak dalam melaksanakan perintah, larangan, dan petunjuk gerakan untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat.
4. Urusan dunia yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia diserahkan sepenuhnya kepada kemampuan kreativitas manusia.
5. Kader Muhammadiyah harus selalu beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan meneladani Rasulullah dalam melaksanakan segala perintah-Nya, meninggalkan segala larangan-Nya dan mengamalkan segala yang diizinkan.
6. Kader Muhammadiyah dalam melaksanakan gerakan persyarikatan harus selalu di jalan Allah.
7. Faham dan pendapat pribadi tidak serta merta dapat menjadi prinsip dasar gerakan Muhammadiyah, tetapi harus melalui pembahasan yang mendalam susuai dengan metode qiyas, sehingga mendapat tarjih dari Majelis Tarjih

No comments:


TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA<><><><><>Semoga Kehadiran Kami Bermanfaat Bagi Kita Bersama
banner