Konsili di Nicea diadakan
dua kali, yaitu pada tahun 325 dan 787.
Konsili Nicea I dipanggil
oleh Kaisar Constantinus untuk menyelesaikan pertikaian tentang Trinitas
(Arianisme). Konsili direncanakan semula diadakan di Ancyra namun kemudian
dipindahkan ke Nicea dan dibuka pada 20 Mei 325. Konsili dibuka oleh kaisar,
Constantinus.
Tujuan utama Constantinus
adalah untuk menjamin adanya kesatuan dan kestabilan politik dalam kerajaannya
jika dibandingkan dengan perumusan keputusan teologis tentang Trinitas.
Sesudah pidato pembukaan
oleh kaisar, pimpinan konsili dialihkan kepada Hosius, uskup Cordoba yang telah
menemani Constantinus dari Barat, meskipun ada beberapa pandangan yang
menginginkan agar Eusthathius, uskup Antiokia, yang menjadi pemimpin konsili.
Golongan Arian
mempersembahkan Pengakuan Iman Arianisme yang disusun oleh Eusebius dari
Nikomedia, namun konsili segera menolaknya. Kemudian Eusebius dari Kaesarea
mempersembahkan Pengakuan Iman baptisan yang berlaku dalam jemaatnya di
Palestina. Pengakuan iman ini diterima oleh konsili sebagai pengakuan iman yang
sah setelah ditambahkan kata homoousios di dalamnya.
Pengakuan Iman Nicea
berbunyi:
Aku percaya kepada satu
Allah, Bapa yang Mahakuasa, Pencipta segala yang kelihatan dan yang tidak
kelihatan.
Dan kepada satu Tuhan,
Yesus Kristus, Anak Allah yang diperanakkan dari Bapa, yang dari hakikat Bapa,
Allah dari Allah, Terang dari Terang. Allah sejati dari Allah sejati, yang
diperanakkan, bukan dijadikan, sehakikat (homoousios) dengan Bapa, yang
oleh-Nya segala sesuatu ada, yaitu apa yang di surga dan yang di bumi. Yang
demi kita manusia dan demi keselamatan kita, turun dan menjadi daging, menjelma
menjadi manusia, menderita sengsara dan bangkit pula pada hari yang ketiga,
naik ke surga, dan akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Dan kepada Roh Kudus.
Konsili memutuskan empat
anathema anti Arianisme. Pengakuan ini ditandatangani oleh semua uskup yang
hadir kecuali dua orang uskup, yaitu Theonas dari Marmanika dan Sekondus, uskup
Ptolemais. Keduanya dipecat dan diusir oleh konsili.
Jumlah uskup yang hadir
dalam konsili ini sulit ditetapkan. Pada umumnya dianggap jumlah peserta adalah
318 uskup. Data ini didasarkan pada tulisan Athanasius. Tampaknya angka ini
hanyalah perelambang dari jumlah hamba Abram dalam Kejadian 14:14. Jumlah
peserta mungkin 220 hingga 250 orang. Itulah sebabnya konsili ini dikenal juga
dengan sebutan Sinode 318 Bapa Gereja. Konsili Nicea I ini disebut juga sebagai
konsili oikumenis yang pertama.
Konsili Nicea II (787)
dipanggil oleh Ratu Irene atas permintaan Tarasius, patriarkh Constantinopel
untuk menyelesaikan pertikaian Ikonoklastik.
Paus Hadrianus I menerima
undangan Ratu Irene dan ia mengirim dua orang wakilnya dengan syarat: Sinode
Ikonoklasik di Hiera pada tahun 753 harus dikutuk.
Patriarkh Antiokia,
Aleksandria dan Yerusalem tidak dapat menghadiri konsili karena wilayah mereka
berada dalam kekuasaan Islam. Mereka masing-masing diwakili oleh dua biarawan.
Konsili dibuka pada 17 Agustus 786 namun konsili dibubarkan oleh tentara
Ikonoklastik sehingga tidak bersidang hingga 24 September 787.
Konsili menyatakan bahwa
ikon hanya mendapat penghormatan (proskunesis) seperti penjelasan Paus dalam
suratnya kepada konsili. Namun konsili menambahkan bahwa mereka menghormati
ikon dengan kasih yang relatif (schtikoi pothoi) karena pemujaan (latreia)
hanya ditujukan kepada Tuhan Allah saja.
Keputusan konsili
ditandatangani oleh semua yang hadir dan juga oleh kaisar serta anaknya
Constantinus. Konsili menghasilkan 22 kanon yang berhubungan dengan masalah
disiplin gereja seperti membatalkan pemilihan uskup, imam dan diakon oleh
pemerintah, simoni dikutuk, imam dilarang meninggalkan diosis-nya tanpa seizin
uskup, wanita dilarang tinggal di rumah uskup dan dalam biara laki-laki, dan
kesederhanaan para klerus dipertegaskan lagi.
Konsili Nicea II merupakan
konsili oikumenis yang ketujuh.
1 comment:
kenapa tdk bisa di copy paste :(
Post a Comment