Bab II
Pembahasan
1.
Pengertian Pendidikan
Islam
Dalam Al-qur’an tidak ditemukan kata at tarbiyah ,
namun terdapat istilah lain seakar dengannya, yaitu al-rabb, rabbayani,
murabby, yurby, dan rabbaniy. Sedangkan dalam hadits hanya ditemukan kata
rabbaniy. Menurut Abdul Mujib mai=sing –masing memiliki kesamaan makna,
walaupun dalam konteks tertentu memiliki perbedaan. Dalam hal ini terlebih
dahulu kita akan menganalisis pengertian pendidikan Islam secara etimologi. Makna pendidikan Islam secara etimologi terdapat 4 kata kunci yang
akan kita analisis.
1) Tarbiyah
Kata tarbiyah berasal dari kata rabba yarubbu rabban yang berarti mengasuh, memimpin, mengasuh
(anak). Tarbiyah merupakan proses transformasi ilmu pengetahuan dari
pendidik (rabbani) kepada peserta didik, agar memiliki
sikap dan semangat yang tinggi dalam memahami dan menyadari kehidupannya, sehingga akan terbentuk ketakwaan, budi pekerti, dan
kepribadian yang luhur Dalam
mu’jam bahasa Arab, kata al-tarbiyah
memiliki tiga akar kebahasaan, yaitu:[1]
1.Rabba, yarba, tarbiyah : yang memiliki makna ‘tambah’(zad) dan ‘berkembang’ (nama) yang memiliki arti
proses menumbuhkan dan mengembangkan apa yang ada pada peserta didik
2. Rabba, yurbi, tarbiyah yang memiliki makna tumbuh (nasya’a) dan menjadi besar (tara’ra’a) artinya pendidikan merupakan usaha untuk menumbuhkan dan
mendewasakan peserta didik.
3. Rabba, yarubbu, tarbiyah: yang memiliki makna memperbaiki (aslaha), menguasai urusan, memelihara
dan merawat, memperindah memberi makan, mengasuh dan menjaga kelestarian maupun
eksistensinya. Artinnya pendidikan merupakan usaha untuk memelihara, mengasuh,
merawat, memperbaiki dan mengatur kehidupan peserta didik.
Dalam pengertian tarbiyah ini sendiri ada 5
kata kunci yang perlu kita analisa.
1. Menyampaikan (al-tabligh). Pendidikan dipandang
sebagai usaha penyampaian, pemindahan, dan transformasi dari pendidik kepada
peserta didik.
2. Sesuatu (al-syay’) maksud dari sesuatu ini adalah kebudayaan baik material
maupun non material yang harus diinternalisasikan
oleh peserta didik.
3. Sampai pada batas kesempurnaan (ila kamalihi) maksudnya adalah bahwa proses pendidikan itu
berlangsung terus menerus tampa henti, sehingga peserta didik memperoleh
kesempurnaan , baik dalam pembentukan karakter dengan nilai-nilai tertentu
maupun memiliki kompetensi tertentu dengan ilmu pengetahuan.
4. Tahap demi tahap (syay’fa
syay) maksudnya transformasi ilmu pengetahuan dan nilai yang dilakukan
dengan berjenjang menurut tingkat kedewasaan peserta didik, baik secara
biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual.
5. Sebatas pada kesanggupannya (bi hasbi isti’dadihi) maksudnya adalah dalam proses transformasi
pengetahuan dan nilai itu harus mengetahui tingkat peserta didik, baik dari
sisi usia, kondisi fisik, psikis, sosial, ekonomi dan sebagainya, agar dalam
tarbiyah itu ia tidak mengalami kesulitan.
Asumsi pengertian ini, sebagaimana yang diisyaratkan
dalam QS. an-Nahl ayat 7 adalah bahwa manusia dilahirkan oleh ibunya dengan
tidak mengetahui apa-apa. Lalu Allah swt. memberikan potensi pendengaran, penglihatan, dan hati
nurani kepada manusia agar ia mampu menangkap mencerna menganalisis dan
mengetahui apa yang datang dari luar.
2). Ta'lim
Kata Ta'lim mashdar dari kata allama memiliki arti mengajarkan ilmu
kepandanya.. Ta’lim diterjemahkan dengan pengajaran.
Muhammad Rasyid Ridha mengartikan ta’lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa
dan individu tampa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Pengertian ini
didasarkan atas firman Allah SWT dalam surat Al-Baqorah ayat 31’’Dan Dia mengajarkan (allama) kepada adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada malaikat lalu berfirman: sebutkan kepada- Ku nama
benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar.
Bahasa ini sudah digunakan sejak periode awal praktik pendidikan
Islam. Dalam Hadits Nabi kata al-ta‘lim lebih sering dipakai dari pada
kata al-tarbiyah dan al-ta‘dib. Kalimat ta’lim menurut
para ahli lebih bersifat universal jika dibandingkan dengan al-tarbiyah dan
al-ta‘dib seperti yang pernah dikutip oleh Samsul Nizar bahwa Rasyid
Ridho mengatakan bahwa al-ta’lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu
pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.[2]
Lebih jauh, Abdul Fata Jalal mengatakan bahwa al-ta’lim
tidak hanya terbatas pada pengetahuan lahiriyah, akan tetapi mencakup
pengetahuan teoretis, mengulang secara lisan, beserta pengetahuan yang
menyangkut ketrampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan dan pedoman untuk
berprilaku[3]
Namun bagi zakiyah Darajat kata ‘allama hanya bersifat memberi
pengetahuan, tidak mengandung arti pembinaanke arah pembentukan
kepribadian yang disebabkan pembeitahuan.[4]
Dilihat dari asal katanya istilah ta‘lim dibedakan
menjadi dua kata yang bersal dari kata dasar (1) ‘Allama-ya‘lamu yang
memiliki arti mengecap atau memberi tanda; (2) ‘Alima -ya‘lamu yang
berarti mengerti atau memberi tanda.[5]
3). Ta’dib
Pendidikan sopan santun tata krama, adab, budi pekerti,
akhlak, moral dan etika. Ta’dib yang seakar dengan adab memiliki arti pendidikan peradaban atau kebudayaan.
Artinya, orang yang berpendidikan adalah orang yang berperadaban, sebaliknya
peradaban yang berkulaitas dapat diraih melalui pendidikan. Ta’dib berarti
pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia
tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan
penciptaan, sehingga pembimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan
keagungan Tuhan.
Adapun Ta’dib sebagai upaya dalam pembentukan
adab (tata karma) dibagi atas 4 macam :
1)
Ta’dib adab al-haqq adalah tatakrama spiritual dalam kebenaran
2)
Ta’dib adab al khidmah adalah tatakrama spiritual dalam pengabdian
kepada sang pencipta
3)
Ta’dib adab al-syari’ah adalah tatakrama spiritual dalam syari’ah
4)
Ta’dib adab al-shuhbah adalah tatakrama spiritual dalam persahabatan
saling menghormati dan berperilaku mulia terhadap sesasama
4)
Riyadhah
Kata Riyadhah
secara bahasa diartikan dengan pengajaran dan pelatihan.[6] menurut al-Bastani , riyadhah dalam konteks pendidikan berarti mendidik jiwa anak dengan
akhlak yang mulia. Riyadhah dapat
dibagi menjadi 2 macam :
1. Riyadhat al-jisim merupakan pendidikan olah raga yang dilakukan
melalui gerakan fisik atau pernapasam yang bertujuan untuk kesehatan jasmani
manusia.
2. Riyadhat al-nafs merupakan pendidikan olah raga batin yang
dilakukan melalui olah hati dan olah pikir untuk memperoleh ketenangan jiwa.
3. Kedua
riyadhah ini sangat penting bagi manusia untuk memelihara amanah jiwa raga yang
telah Allah swt berikan. Namun pendidikan olah jiwa lebih penting daripada
olahraga karena jiwalah yang menjadikan manusia mulia baik di dunia maupun
akhirat
2) Pengertian
Terminologi Pendidikan Islam
Dari ketiga istilah tersebut memang
seakan-akan terjadi perdebatan mengenai istilah yang cocok untuk diformulasikan
sebagai pengertian dari pendidikan Islam. Masing-masing tokoh memiliki
pandangan dan argumentasi yang berbeda-beda, di antaranya, Ahmad Tafsir,
berpandangan bahwa pendidikan Islam merupakan bimbingan yang diberikan oleh
seeorang supaya ia berkembang dengan maksimal sesuai dengan pokok-pokok ajaran
Islam.23 Al-Shaibani melihat pendidikan Islam sebagai proses
mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi,
masyarakat, dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara
pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktifitas asasi dan profesi diantara
sekian banyak profesi asasi di masyarakat.[7]
Sementara itu Ahmad D Marimba
mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya
kepribadian insane kamil.[8]
Abdul al-Rahman al-Nahlawi menyebut bahwa,
“Pendidikan islam yaitu
pengaturan pribadi dan masyarakat yang karenanya dapatlah memeluk Islam secara
logis dan sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun
kehidupan bermasyarakat”.[9]
Hasan Langgulung
mengartikan pendidikan Islam adalah menemukan dan
mengembangkan potensi-potensi, pewarisan kebudayaan, dan
transaksi antarmanusia dan alam sekitar. Mengembangkan potensi artinya bahwa
manusia memiliki fitrah sejak lahir sehingga fitrah inilah yang harus
dikembangkan, karena menurut Langgulung manusia bukanlah kertas kosong berwarna
putih yang tidak memiliki potensi apa pun.[10]
Menurut Musthafa al-Ghulayani,
pendidikan Islam adalah menanamkan ahklak yang mulia dalam pertumbuhannya
sehingga akhlak itu mampu berwujud sebagai keutamamaan dan kebaikan dan cinta
bekerja guna kemanfaatan bagi lingkungannya.28
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas dapat disimpulkan
pengertian pendidikan menurut islam ialah keseluruhan pengertian yang
terkandung di dalam istilah ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib dan ar riyadah.
Saran
Demikian makalah ini kami buat, pemakalah menyadari masih
banyak kekurangan untuk itu penulis mohon saran dan kritik yang membangun
terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca maupun pemakalah.
|
Daftar Pustaka
Mujib, Abdul. Jusuf,
Mudzakkir. Pendidikan Islam. Jakarta
: PT Kencana Pernada Mulia, 2006
Langugulung, Hasan. Manusia
dan Pendidikan suatu analisa psikologi dan pendidikan. Jakarta:
PT Al Husna zikra, 1995.
Priatna, Tedi. Reaktualisasi
Paradigma Pendidikan Islam. Bandung:
Pustaka Bani Quraisy, 2004.
Tafsir, Ahmad. Ilmu
Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2007.
Yunus, Mahmud. Pendidikan
Dan Pengajaran. jakarta:
Hidakarya Agung, 1978.
M. Arifin, Ilmu
Pendidikan Islam, Bumi Aksara,Jakarta,1989,10
http://makalah1001.blogspot.co.id/2014/04/dasar-tujuan-dan-manfaat-pendidikan.html
[1] Abd al-Rahman al-Nahlawi, Ushul al-Tarbiyah al-Islamiyah wa Asalibuha,
(Damaskus:Dar-al-Fikr, 1988), 12-13
[2] Muhammad Rasyid Ridla, Tafsir
al-Qur’an al-Hakim , Tafsir al-Manar, J. VII (Bairut: Dar al-Fikr, tt),
262.
[3] Abdul Fata Jalal, Azas-azas
Pendidikan Islam, Terj. Harry Noer Aly, (Bandung: CV Diponegoro, 1998). 30.
[5] Tim Dosen IAIN Sunan
Ampel Malang, Dasar-Dasar Kependidikan Islam, (Surabaya: Karya Abditama,
1996), 15.
[6]Ibid., 149
[7] Omar Muhammad al-Tausi
al-Shaibani, Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung (Bandung:
Bulan Bintang, 1979).399.
[9] Abdu al-Rahman Nahlawi,
dalam Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam I, (Bandung: Pustaka Setia,
1997) 9.
No comments:
Post a Comment