Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCH)

A. Pendahuluan

Muhammadiyah lahir pada 1912 sebagai gerakan Islam yang berusaha menghadirkan pemurnian akidah dan pembaruan sosial. Seiring perjalanannya, Muhammadiyah tumbuh menjadi organisasi besar dengan jutaan anggota, ribuan amal usaha, dan pengaruh luas di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan dakwah. Agar arah gerakan tetap konsisten, pada Muktamar ke-37 di Yogyakarta tahun 1968, Muhammadiyah menetapkan dokumen ideologis yang dikenal dengan Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCH).

MKCH bukan sekadar pernyataan ideologi, tetapi juga menjadi pedoman moral dan spiritual yang mengikat seluruh warga Muhammadiyah. Ia menegaskan apa yang diyakini (keyakinan) dan apa yang dicita-citakan (visi) oleh Muhammadiyah sebagai gerakan Islam.

B. Isi Pokok MKCH

Secara resmi, MKCH terdiri dari enam butir utama:

1. Islam sebagai Agama Allah

Islam diyakini sebagai agama Allah yang diturunkan kepada seluruh Nabi sejak Adam sampai Muhammad SAW, dan disempurnakan pada Rasul terakhir. Islam mencakup seluruh aspek hidup manusia: aqidah, ibadah, akhlak, dan muamalah duniawiyah.

2. Dunia dan Akhirat

Kehidupan dunia adalah tempat beramal dan ujian, sedangkan kehidupan akhirat adalah tujuan akhir. Karena itu, seorang Muslim harus memanfaatkan dunia sebagai sarana menuju kebahagiaan yang hakiki di akhirat.

3. Tugas Hidup Manusia

Manusia hidup di bumi dengan dua misi: beribadah kepada Allah (hablum minallah) dan menjadi khalifah (hablum minannas). Keduanya harus dijalankan secara seimbang.

4. Tujuan Hidup Seorang Mukmin

Tujuan hidup bukan hanya kesejahteraan pribadi, tetapi juga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, yaitu masyarakat yang menegakkan tauhid, keadilan, kemajuan, dan kebajikan.

5. Fungsi Muhammadiyah

Muhammadiyah berfungsi sebagai gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid, menegakkan agama Islam dalam kehidupan masyarakat, serta menjadi wadah perjuangan umat Islam yang bersifat kolektif.

6. Cita-Cita Muhammadiyah

Terbentuknya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, yang menghadirkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam, menjadi puncak cita-cita Muhammadiyah.

C. Makna Ideologis MKCH

MKCH memberikan beberapa pesan penting:

Penegasan Jati Diri: Muhammadiyah bukan partai politik, melainkan gerakan dakwah Islam.

Integrasi Dunia dan Akhirat: Dunia dipandang penting sebagai sarana, tetapi akhirat tetap tujuan utama.

Keseimbangan Ibadah dan Sosial: Ibadah ritual tidak boleh dipisahkan dari tanggung jawab sosial sebagai khalifah di bumi.

Amal Usaha sebagai Dakwah: Sekolah, rumah sakit, dan amal sosial Muhammadiyah diposisikan sebagai perwujudan nilai-nilai Islam.

Cita Masyarakat Islam: Masyarakat yang dicita-citakan bukan sekadar Islami secara simbolis, tetapi substantif: menjunjung tauhid, keadilan, dan kemajuan.

D. Relevansi MKCH di Era Modern

Di tengah tantangan global seperti sekularisasi, materialisme, dan krisis moral, MKCH menjadi relevan karena:

Menegaskan orientasi spiritual di tengah arus hedonisme.

Mendorong peran aktif umat Islam dalam membangun peradaban modern berbasis ilmu pengetahuan.

Menjadi filter ideologis agar Muhammadiyah tidak terjebak dalam pragmatisme politik atau sekadar orientasi amal usaha.

Mengarahkan kader Muhammadiyah agar tetap berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah, sambil terbuka pada kemajuan zaman.

E. Penutup

Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCH) adalah tonggak penting dalam perjalanan ideologis Muhammadiyah. Ia menyatukan keyakinan dasar Islam dan cita-cita luhur organisasi dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Dengan MKCH, Muhammadiyah menjaga istiqamah sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, sembari terus bergerak maju menghadapi tantangan zaman. Bagi setiap kader, MKCH bukan hanya teks yang dihafalkan, tetapi juga pedoman hidup yang harus diwujudkan dalam amal nyata.