12/29/25

Psikologi Kesehatan

A.    Soal

1.      Negara El Savador  pernah menjadi negara yang kacau balau akibat begitu besar kejahatan yang dilakukan  gangster.  Gejahatan merupakan masalah mental yang komplek. Dalam 3 video yang saya kirim keduanya menggambarkan keberadaan gang tersebut.

Tugas ;

a.       Coba gambarkan karakteristik para  anggota gangster, baik secara fisik, mental maupun sosial.

b.      Bagaimanakah dampak psikologis masyarakat terhadap keberadaan gangster

c.       Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan mereka menjadi gangster.

d.      Bagaimanakah cara menangani gangster tersebut yang dilakukan pemerintah Venezuela.El Savador

 

2.      Salah satu institusi penting dalam pekerjaan sosial adalah keluarga, karena sumber kesejahteraan sosial adalah keluarga.

Tugas:

 Bagi yang sudah berkeluarga; coba ceritakan  secara multi perspektif  (psikologi-sosial, spiritual) bagaimana  menjalankan fungsi keluarga ( 1. sosialisasi,  2. Afeksi, 3.  proteksi)  agar kehidupan mental dan  sosial  anak-anak saudara  bisa tumbuh kembang secara sehat sehingga tidak akan mengalami perilaku menyimpang atau gangguan kejiwaan

Bagi yang  belum berkeluarga; coba ceritakan secara multi perspektif (psikologi-sosial, spiritual)  bagaimana  orang tua saudara  dalam menjalankan fungsi keluarga  (1. . sosialisasi,  2. Afeksi, 3. proteksi)  agar kehidupan mental dan sosial  anak-anak nya   bisa tumbuh kembang secara sehat sehingga tidak akan mengalami perilaku menyimpang atau gangguan kejiwaan

 

 

*Selamat Mengerjakan, Sukses Selalu*

 


JAWABAN

1.      Fenomena Kejahatan Gangster di El Salvador

Negara El Salvador pernah mengalami krisis sosial dan keamanan akibat dominasi kelompok gangster (maras). Fenomena ini tidak dapat dipahami semata-mata sebagai perilaku kriminal individu, melainkan sebagai masalah sosial yang berakar pada kondisi psikologis, keluarga, lingkungan sosial, serta kegagalan struktural negara.

a.       Karakteristik Anggota Gangster

Secara fisik, anggota gangster umumnya memiliki ciri khas berupa tato simbol kelompok, penampilan intimidatif, dan gaya hidup yang dekat dengan kekerasan. Identitas fisik ini berfungsi sebagai simbol keanggotaan sekaligus alat kontrol sosial.

Secara psikologis, anggota gang cenderung memiliki tingkat agresivitas tinggi, empati rendah, dan kontrol diri yang lemah. Banyak dari mereka memiliki riwayat trauma masa kecil, kekerasan dalam keluarga, serta pengabaian emosional. Dalam perspektif psikologi, kondisi ini menunjukkan kegagalan perkembangan kepribadian yang sehat.

Secara sosial, gang berperan sebagai “keluarga alternatif” yang menyediakan rasa memiliki, perlindungan, dan identitas sosial bagi individu yang tidak mendapatkannya dari keluarga inti maupun masyarakat.

b.      Dampak Psikologis Masyarakat terhadap Keberadaan Gangster

Keberadaan gangster berdampak signifikan terhadap kondisi psikologis masyarakat, antara lain munculnya rasa takut kolektif, kecemasan sosial, dan trauma berkepanjangan. Masyarakat hidup dalam kondisi tidak aman, sehingga terjadi penurunan rasa percaya terhadap hukum dan institusi negara.

Dalam perspektif psikologi sosial, kondisi ini dapat memunculkan learned helplessness, yaitu sikap pasrah dan ketidakberdayaan masyarakat karena merasa tidak mampu melawan kekerasan yang terus berlangsung. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan ini berisiko menganggap kekerasan sebagai hal yang normal.

c.       Faktor Penyebab Seseorang Menjadi Gangster

Fenomena keterlibatan individu dalam gangster dapat dijelaskan melalui beberapa pendekatan teori:

1.      Teori Disorganisasi Sosial

Lingkungan miskin, padat, dan tidak terorganisasi dengan baik mendorong munculnya perilaku menyimpang.

2.      Teori Diferensiasi Asosiasi

Perilaku kriminal dipelajari melalui interaksi intensif dengan kelompok sebaya yang menyimpang.

3.      Teori Kontrol Sosial

Lemahnya ikatan individu dengan keluarga, sekolah, dan masyarakat meningkatkan kecenderungan penyimpangan.

4.      Faktor Psikologis dan Keluarga

Kurangnya kasih sayang, pola asuh keras, serta trauma masa kecil mendorong individu mencari pengakuan dan perlindungan melalui kelompok gang.

5.      Faktor Struktural

Kemiskinan, pengangguran, dan lemahnya peran negara memperkuat siklus kriminalitas.

 

d.      Cara Pemerintah Menangani Gangster

Pemerintah El Salvador menerapkan pendekatan represif melalui penangkapan massal, pengetatan hukum, dan pembangunan penjara berkeamanan tinggi. Pendekatan ini terbukti menurunkan angka kejahatan dalam jangka pendek.

Sementara itu, Venezuela mencoba mengombinasikan operasi keamanan dengan pengendalian wilayah, meskipun menghadapi kendala ekonomi dan politik.

Dalam perspektif sosiologi kritis, kebijakan represif perlu diimbangi dengan pendekatan preventif seperti rehabilitasi sosial, pendidikan, dan penguatan keluarga agar masalah tidak berulang.

 

2.      Keluarga sebagai Institusi Penting dalam Pekerjaan Sosial

Keluarga merupakan institusi sosial pertama dan utama dalam pembentukan kepribadian, kesehatan mental, dan perilaku sosial individu.

 

A. Bagi yang Sudah Berkeluarga

Fungsi sosialisasi dijalankan melalui penanaman nilai, norma, dan perilaku sosial yang baik.

Fungsi afeksi diwujudkan melalui kasih sayang, perhatian, dan komunikasi yang sehat, sehingga anak memiliki rasa aman emosional.

Fungsi proteksi dilakukan dengan melindungi anak dari pengaruh negatif lingkungan melalui pengawasan dan pendampingan.

Dari perspektif spiritual, keluarga berperan menanamkan nilai keagamaan sebagai pengendali internal perilaku anak.

 

B. Bagi yang Belum Berkeluarga

Orang tua dan saudara memiliki peran penting dalam menjalankan fungsi keluarga. Sosialisasi dilakukan melalui keteladanan, afeksi melalui kehangatan emosional, dan proteksi melalui penciptaan lingkungan rumah yang aman dan mendukung.

Keluarga yang berfungsi dengan baik akan membantu anak tumbuh sehat secara mental dan sosial, sehingga terhindar dari perilaku menyimpang dan gangguan kejiwaan.

 

Kesimpulan

Fenomena gangster merupakan hasil interaksi antara faktor psikologis, keluarga, lingkungan sosial, dan struktur masyarakat. Pencegahan perilaku menyimpang harus dimulai dari penguatan fungsi keluarga sebagai institusi kesejahteraan sosial utama, didukung oleh kebijakan negara yang berkeadilan dan berpihak pada pembangunan manusia.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Gunarsa, S. D. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  2. Hurlock, E. B. (2011). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
  3. Kartono, Kartini. (2014). Patologi Sosial. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
  4. Narwoko, J. D., & Suyanto, B. (2017). Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana.
  5. Santrock, J. W. (2012). Life-Span Development. Jakarta: Erlangga.
  6. Soekanto, Soerjono. (2015). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
  7. Sunarto. (2018). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
  8. Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.

  

No comments:

About

Ahmad Fathullah, M.Pd
No.Hp : wa.me/6282143358433 (SMS/WA)
Alamat : Jl. Bulak Sari 1/59 Surabaya
Email : ad.fathullah@gmail.com
Fb : ahmad.fathullah.10
IG : a.fathullah94