Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan
konseling
Dosen Pengampu: Drs. Abdul Wahab, MEI
Oleh :
Ahmad Fathullah
(20121550067)
UNIVERSITAS MUHMMADIYAH SURABAYA FAKULTAS AGAMA ISLAM
TAHUN 2015
JL. Sutorejo No. 59 Surabaya 60113 Telp. (031)3811966 Fax.
(031)3813096
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan semesta alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Asas – Asas Bimbingan dan
Konseling”.
Bimbingan dan Konseling merupakan mata kuliah yang sangat penting karena, menyajikan berbagai prinsip fundamental (asas dasar) yang berkaitan dengan sistem dan metode bimbingan bagi anak didik. Salah satu fungsi bimbingan adalah mengetahui kelebihan dan kekurangan anak didik, serta menemukan solusi dan jalan keluar bagi anak didik kita.
Bimbingan dan Konseling merupakan mata kuliah yang sangat penting karena, menyajikan berbagai prinsip fundamental (asas dasar) yang berkaitan dengan sistem dan metode bimbingan bagi anak didik. Salah satu fungsi bimbingan adalah mengetahui kelebihan dan kekurangan anak didik, serta menemukan solusi dan jalan keluar bagi anak didik kita.
Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat ditentukan
oleh kaidah-kaidah yang berlaku atau dalam kata lain disebut “asas”. Asas-asas
bimbingan dan konseling adalah merupakan dasar yang harus dipegang teguh dan
dikuasai oleh seorang konselor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan
bimbingan dan konseling.
2.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan asas bimbingan dan konseling?
2.
Apa saja
asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling?
3.
Tujuan
Makalah
1.
Untuk
mengetahui maksud asas – asas bimbingan konseling.
2.
Untuk
mengetahui macam – macam asas – asas bimbingan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
Asas adalah
Dasar (sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat). Adapun
Bimbingan adalah Proses bantuan yang sistematis (teratur) yang diberikan oleh
pembimbing atau konselor kepada kline, agar kline dapat memahami dirinya, mengarahkan
dirinya, memecahkan masalah yang dihadapinya.
Konseling (disebut juga penyuluhan) adalah Hubungan tatap muka antara konselor dan kline dalam rangka membantu kline untuk mencapai tujuan – tujuan di atas[1].
Konseling (disebut juga penyuluhan) adalah Hubungan tatap muka antara konselor dan kline dalam rangka membantu kline untuk mencapai tujuan – tujuan di atas[1].
Dengan demikian asas – asas bimbingan konseling ialah dasar yang
menjadi proses bantuan secara teratur yang diberikan oleh pembimbing atau
konselor kepada kline, agar kline dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya,
memecahkan masalah yang dihadapinya dengan cara bertatap muka antara konselor
dan kline dalam rangka membantu kline untuk mencapai tujuan – tujuan tersebut.
Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional,
pekerjaan profesional itu harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah – kaidah
atau biasa di sebut asas – asas.
Asas – asas bimbingan konseling yaitu ketentuan – ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan itu. Apabila asas – asas itu di ikuti dan terselenggara dengan baik sangat dapat diharapkan proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan, sebaliknya, apabila asas – asas itu diabaikan atau di langgar, sangat dihawatirkan kegiatan yang terlaksana itu justru berlawanan dengan tujuan bimbingan dan konseling, bahkan akan dapat merugikan orang – orang yang terlibat di dalam pelayanan, serta profesi bimbingan dan konseling itu sendiri.[2]
Asas – asas bimbingan konseling yaitu ketentuan – ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan itu. Apabila asas – asas itu di ikuti dan terselenggara dengan baik sangat dapat diharapkan proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan, sebaliknya, apabila asas – asas itu diabaikan atau di langgar, sangat dihawatirkan kegiatan yang terlaksana itu justru berlawanan dengan tujuan bimbingan dan konseling, bahkan akan dapat merugikan orang – orang yang terlibat di dalam pelayanan, serta profesi bimbingan dan konseling itu sendiri.[2]
Betapa pentingnya asas – asas bimbingan konseling ini sehingga
dikatakan sebagai jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan
konseling.[3]
Asas – asas yang dimaksutkan adalah asas kerahasiaan, Kesukarelaan,
keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan,
kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, tutwuri handayani. Yang akan di
uraikan berikut ini :
1.
Asas kerahasiaan
Asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan
kline yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh
dan tidak layak diketahui orang lain.[4] Disinilah
peran konselor. Jika tidak bisa menjaga kerahasiaan maka kline tidak akan
percaya pada konselor.
2.
Asas kesukarelaan
Asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan kline mengikuti
kegiatan yang diperuntukkan baginya. Konselor berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan seperti itu.[5] Kline
diharapkan secara suka dan rela tanpa ragu – ragu ataupun merasa terpaksa,
menyampaikan masalah yang dihadapinya itu kepada konselor, dan konselor
memberikan bantuan dengan tidak terpaksa.[6]
3.
Asas keterbukaan
Asas yang menghendaki agar kline yang menjadi sasaran kegiatan
bersikap terbuka dan tidak pura – pura, baik dalam keterangan dengan dirinya
sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang
berguna bagi pengembangan dirinya.[7] Keterbukaan disini ditinjau dari dua arah. Dari
pihak kline diharapkan pertama – tama mau membuka diri sendiri sehingga apa
yang ada pada dirinya dapat diketahui orang lain (dalam hal ini konselor), dan
kedua, mau membuka diri dalam arti mau menerima saran – saran dan
masukanlainnya dari pihak luar. Dari pihak konselor, keterbukaan terwujud
dengan kesediaan menjawab pertanyaan – pertanyaan kline dan mengungkapkan diri
konselor sendiri jika hal itu memang di kehendaki oleh kline. Dalam hubungan
yang bersuasana seperti itu, masing – masing bersifat transparan (terbuka)
terhadap pihak lainnya.[8]
4.
Asas kegiatan
Asas yang menghendaki agar kline yang menjadi sasaran layanan dapat
berpartisipasi aktif dalam kegiatan bimbingan. Konselor harus mendorong dan
memotivasi kline untuk aktif dalam setiap kegiatan yang diberikan kepadanya.[9]
5.
Asas kemandirian
Asas yang menunjukkan pada tujuan
umum bimbingan dan konseling, yaitu kline sebagai sasaran kegiatan bimbingan
dan konseling diharapkan menjadi individu – individu yang mandiri, dengan ciri
– ciri : mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan,
mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Konselor hendaknya mampu
mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya
kemandirian siswa.[10] Kemandirian merupakan tujuan dari layanan bimbingan dan konseling.
Dalam memberikan layanan, para petugas bimbingan dan konseling hendaklah selalu
berusaha menghidupkan kemandirian pada diri konseli, jangan sampai menjadi
tergantung pada orang lain, khususnya pada pembimbing.[11]
6.
Asas kekinian
Permasalahan yang dihadapi kline adalah dalam kondisi sekarang.
Adapun kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki
keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat kline pada saat sekarang.[12]
7.
Asas kedinamisan
Usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya
perubahan pada diri kline, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih
baik. Perubahan itu tidaklah sekedar mengulangi hal yang lama, yang bersifat
monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaruan, sesuatu
yang lebih maju, dinamis sesuai dengan arah perkembangan kline yang
dikehendaki.[13]
8.
Asas keterpaduan
Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan sebagai aspek
kepribadian kline. Sebagaimana diketahui individu memiliki berbagai aspek kepribadian
yang kalu keadaannya tidak seimbang, serasi dan terpadu justru akan menimbulkan
masalah. Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki
wawasan yang luas tentang perkembangan klien dan aspek – aspek (tanda – tanda)
lingkungan klien.[14]
9.
Asas kenormatifan
Asas yang menghendaki agar seluruh layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling didasarkan pada norma – norma (aturan – aturan), baik norma
agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan –
kebiasaan yang berlaku.[15]
10.
Asas keahlian
Asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling diselenggarakan atas dasar kaidah – kaidah profesional.
Profesionalitas konselor harus terwujud, baik dalam penyelenggaraan jenis –
jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling.[16] Asas
keahlian selain mengacu kepada kualifikasi (pendidikan khusus untuk memperoleh suatu
keahlian) misalnya; pendidikan sarjana bidang bimbingan dan konseling, juga
kepada pengalaman. Teori dan praktek bimbingan dan konseling perlu dipadukan.[17]
11.
Asas alih tangan
Dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling, asas alih tangan
jika konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu individu,
namun individu yang bersangkutan belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan,
maka konselor dapat mengirim individu tersebut kepada petugas atau badan yang
lebih ahli.[18]
12.
Asas Tut Wiri Handayani
Asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberi rasa aman),
mengembangkan keteladanan, dan memberi dorongan, serta kesempatan yang seluas –
luasnya kepada kline untuk maju.[19] Asas ini makin dirasakan keperluannya dan
bahkan perlu dilengkapi dengan “ing ngaro sung tulodo, ing madya mangun karso[20]”(seseorang
yang berada di depan atau pemimpin, harus bisa memberi contoh pada para
anggota, seseorang pemimpin harus mampu menempatkan diri di tengah – tengah
anggotanya sebagai pemberi semangat, motivasi agar dapat mencapai kinerja yang
lebih baik.).
BAB III
KESIMPULAN
1.
asas
– asas bimbingan konseling ialah dasar yang menjadi proses bantuan secara
teratur yang diberikan oleh pembimbing atau konselor kepada kline, agar kline
dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya, memecahkan masalah yang dihadapinya
dengan cara bertatap muka antara konselor dan kline dalam rangka membantu kline
untuk mencapai tujuan – tujuan.
2.
Asas
– asas bimbingan konseling ada 12 yaitu :
1)
Asas
Kerahasiaan
2)
Asas
Kesukarelaan
3)
Asas
Keterbukaan
4)
Asas
Kegiatan
5)
Asas
Kemandirian
6)
Asas
Kekinian
7)
Asas
Kedinamisan
8)
Asas
Keterpaduan
9)
Asas
Kenormatifan
10)
Asas
Keahlian
11)
Asas
Alih Tangan Kasus
12)
Asas
Tutwuri Handayani.
DAFTAR PUSTAKA
Ă˜ Prayitno, Erman Amti : Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta, 2013Ă˜ Anas Salahudin,: Bimbingan dan Konseling. Bandung : Pustaka Setia,2010
[1] Anas
Salahudin, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Pustaka Setia,2010), 39
[2] H. Prayitno
dan Erman Amti, Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2013), 115
[3] Anas S, Bimbingan........
,40
[4] Ibid, 40
[5] Ibid, 40
[6] Prayitno dan
Erman A, Dasar – Dasar Bimbingan........116
[7] Anas S, Bimbingan........
,40
[8] Prayitno dan
Erman A, Dasar – Dasar Bimbingan........116
[9] Anas S, Bimbingan........
,40
[10]Ibid, 41
[11] 28 oktober
2013, 21:30 WIB, http://catatanbk.blogspot.com/2012/05/asas-asas-bimbingan-dan-konseling.html
[12] Anas S, Bimbingan........
,41
[13] Prayitno dan
Erman A, Dasar – Dasar Bimbingan........118
[14] Ibid, 118
[15] Anas S, Bimbingan........
,41
[16] Ibid , 42
[17] Prayitno dan
Erman A, Dasar – Dasar Bimbingan........119
[18] Ibid, 119
[19] Anas S, Bimbingan........
,42
[20] Prayitno dan
Erman A, Dasar – Dasar Bimbingan........120
No comments:
Post a Comment