11/16/15

ASAS –ASAS BIMBINGAN KONSELING




Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan konseling
Dosen Pengampu: Drs. Abdul Wahab, MEI



 





Oleh :
Ahmad Fathullah
(20121550067)

UNIVERSITAS MUHMMADIYAH SURABAYA FAKULTAS AGAMA ISLAM
TAHUN 2015
JL. Sutorejo No. 59 Surabaya 60113 Telp. (031)3811966 Fax. (031)3813096








BAB I
PENDAHULUAN
1.         Latar Belakang
Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan semesta alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Asas – Asas Bimbingan dan Konseling”.
Bimbingan dan Konseling merupakan mata kuliah yang sangat penting karena, menyajikan berbagai prinsip fundamental (asas dasar) yang berkaitan dengan sistem dan metode bimbingan bagi anak didik. Salah satu fungsi bimbingan adalah mengetahui kelebihan dan kekurangan anak didik, serta menemukan solusi dan jalan keluar bagi anak didik kita.

Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh kaidah-kaidah yang berlaku atau dalam kata lain disebut “asas”. Asas-asas bimbingan dan konseling adalah merupakan dasar yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang  konselor  dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling.


2.         Rumusan Masalah


1.      Apa yang dimaksud dengan asas bimbingan dan konseling?
2.      Apa saja asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling?


3.         Tujuan Makalah
1.      Untuk mengetahui maksud asas – asas bimbingan konseling.
2.      Untuk mengetahui macam – macam asas – asas bimbingan konseling.


 




BAB II
PEMBAHASAN
Asas adalah Dasar (sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat). Adapun Bimbingan adalah Proses bantuan yang sistematis (teratur) yang diberikan oleh pembimbing atau konselor kepada kline, agar kline dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya, memecahkan masalah yang dihadapinya.
Konseling (disebut juga penyuluhan) adalah Hubungan tatap muka antara konselor dan kline dalam rangka membantu kline untuk mencapai tujuan – tujuan di atas[1].
Dengan demikian asas – asas bimbingan konseling ialah dasar yang menjadi proses bantuan secara teratur yang diberikan oleh pembimbing atau konselor kepada kline, agar kline dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya, memecahkan masalah yang dihadapinya dengan cara bertatap muka antara konselor dan kline dalam rangka membantu kline untuk mencapai tujuan – tujuan tersebut.
Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional, pekerjaan profesional itu harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah – kaidah atau biasa di sebut asas – asas.
Asas – asas bimbingan konseling yaitu ketentuan – ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan itu. Apabila asas – asas itu di ikuti dan terselenggara dengan baik sangat dapat diharapkan proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan, sebaliknya, apabila asas – asas itu diabaikan atau di langgar, sangat dihawatirkan kegiatan yang terlaksana itu justru berlawanan dengan tujuan bimbingan dan konseling, bahkan akan dapat merugikan orang – orang yang terlibat di dalam pelayanan, serta profesi bimbingan dan konseling itu sendiri.[2]
Betapa pentingnya asas – asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan sebagai jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling.[3]
Asas – asas yang dimaksutkan adalah asas kerahasiaan, Kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, tutwuri handayani. Yang akan di uraikan berikut ini :

1.      Asas kerahasiaan
Asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan kline yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain.[4] Disinilah peran konselor. Jika tidak bisa menjaga kerahasiaan maka kline tidak akan percaya pada konselor.

2.      Asas kesukarelaan
Asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan kline mengikuti kegiatan yang diperuntukkan baginya. Konselor berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.[5] Kline diharapkan secara suka dan rela tanpa ragu – ragu ataupun merasa terpaksa, menyampaikan masalah yang dihadapinya itu kepada konselor, dan konselor memberikan bantuan dengan tidak terpaksa.[6]

3.      Asas keterbukaan
Asas yang menghendaki agar kline yang menjadi sasaran kegiatan bersikap terbuka dan tidak pura – pura, baik dalam keterangan dengan dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.[7]  Keterbukaan disini ditinjau dari dua arah. Dari pihak kline diharapkan pertama – tama mau membuka diri sendiri sehingga apa yang ada pada dirinya dapat diketahui orang lain (dalam hal ini konselor), dan kedua, mau membuka diri dalam arti mau menerima saran – saran dan masukanlainnya dari pihak luar. Dari pihak konselor, keterbukaan terwujud dengan kesediaan menjawab pertanyaan – pertanyaan kline dan mengungkapkan diri konselor sendiri jika hal itu memang di kehendaki oleh kline. Dalam hubungan yang bersuasana seperti itu, masing – masing bersifat transparan (terbuka) terhadap pihak lainnya.[8]

4.      Asas kegiatan
Asas yang menghendaki agar kline yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan bimbingan. Konselor harus mendorong dan memotivasi kline untuk aktif dalam setiap kegiatan yang diberikan kepadanya.[9]

5.      Asas kemandirian
Asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu kline sebagai sasaran kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu – individu yang mandiri, dengan ciri – ciri : mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Konselor hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya kemandirian siswa.[10]  Kemandirian merupakan tujuan dari layanan bimbingan dan konseling. Dalam memberikan layanan, para petugas bimbingan dan konseling hendaklah selalu berusaha menghidupkan kemandirian pada diri konseli, jangan sampai menjadi tergantung pada orang lain, khususnya pada pembimbing.[11]

6.      Asas kekinian
Permasalahan yang dihadapi kline adalah dalam kondisi sekarang. Adapun kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat kline pada saat sekarang.[12]

7.      Asas kedinamisan
Usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri kline, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan itu tidaklah sekedar mengulangi hal yang lama, yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaruan, sesuatu yang lebih maju, dinamis sesuai dengan arah perkembangan kline yang dikehendaki.[13]

8.      Asas keterpaduan
Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan sebagai aspek kepribadian kline. Sebagaimana diketahui individu memiliki berbagai aspek kepribadian yang kalu keadaannya tidak seimbang, serasi dan terpadu justru akan menimbulkan masalah. Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan klien dan aspek – aspek (tanda – tanda) lingkungan klien.[14]

9.      Asas kenormatifan
Asas yang menghendaki agar seluruh layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma – norma (aturan – aturan), baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku.[15]

10.  Asas keahlian
Asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah – kaidah profesional. Profesionalitas konselor harus terwujud, baik dalam penyelenggaraan jenis – jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling.[16] Asas keahlian selain mengacu kepada kualifikasi (pendidikan khusus untuk memperoleh suatu keahlian) misalnya; pendidikan sarjana bidang bimbingan dan konseling, juga kepada pengalaman. Teori dan praktek bimbingan dan konseling perlu dipadukan.[17]

11.  Asas alih tangan
Dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling, asas alih tangan jika konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu individu, namun individu yang bersangkutan belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka konselor dapat mengirim individu tersebut kepada petugas atau badan yang lebih ahli.[18]

12.  Asas Tut Wiri Handayani
Asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberi rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberi dorongan, serta kesempatan yang seluas – luasnya kepada kline untuk maju.[19]  Asas ini makin dirasakan keperluannya dan bahkan perlu dilengkapi dengan “ing ngaro sung tulodo, ing madya mangun karso[20]”(seseorang yang berada di depan atau pemimpin, harus bisa memberi contoh pada para anggota, seseorang pemimpin harus mampu menempatkan diri di tengah – tengah anggotanya sebagai pemberi semangat, motivasi agar dapat mencapai kinerja yang lebih baik.).











BAB III
KESIMPULAN
1.      asas – asas bimbingan konseling ialah dasar yang menjadi proses bantuan secara teratur yang diberikan oleh pembimbing atau konselor kepada kline, agar kline dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya, memecahkan masalah yang dihadapinya dengan cara bertatap muka antara konselor dan kline dalam rangka membantu kline untuk mencapai tujuan – tujuan.
2.      Asas – asas bimbingan konseling ada 12 yaitu :
1)      Asas Kerahasiaan
2)      Asas Kesukarelaan
3)      Asas Keterbukaan
4)      Asas Kegiatan
5)      Asas Kemandirian
6)      Asas Kekinian
7)      Asas Kedinamisan
8)      Asas Keterpaduan
9)      Asas Kenormatifan
10)  Asas Keahlian
11)  Asas Alih Tangan Kasus
12)  Asas Tutwuri Handayani.








DAFTAR PUSTAKA



Ă˜  Prayitno, Erman Amti : Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta, 2013
Ă˜  Anas Salahudin,: Bimbingan dan Konseling. Bandung : Pustaka Setia,2010
 




[1] Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Pustaka Setia,2010), 39
[2] H. Prayitno dan Erman Amti, Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), 115
[3] Anas S, Bimbingan........ ,40
[4] Ibid, 40
[5] Ibid, 40
[6] Prayitno dan Erman A, Dasar – Dasar Bimbingan........116
[7] Anas S, Bimbingan........ ,40
[8] Prayitno dan Erman A, Dasar – Dasar Bimbingan........116
[9] Anas S, Bimbingan........ ,40
[10]Ibid, 41
[12] Anas S, Bimbingan........ ,41
[13] Prayitno dan Erman A, Dasar – Dasar Bimbingan........118
[14] Ibid, 118
[15] Anas S, Bimbingan........ ,41
[16] Ibid , 42
[17] Prayitno dan Erman A, Dasar – Dasar Bimbingan........119
[18] Ibid, 119
[19] Anas S, Bimbingan........ ,42
[20] Prayitno dan Erman A, Dasar – Dasar Bimbingan........120



No comments:


TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA<><><><><>Semoga Kehadiran Kami Bermanfaat Bagi Kita Bersama
banner