12/2/18

Hadist Tentang kewajiban menuntut ilmu pengetahuan

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan yang selalu berkembang setiap harinya membawa dampak terhadap perkembangan segala aspek dalam kehidupan manusia pada umumnya, maka dari itu Rasulullah SAW untuk memperbaiki manusia melalui pendidikan yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu.ilmu yang terbaik bagi pelajar dan ilmu yang dibutuhkannya dalam urusan agama pada masa sekarang dan mendatang.[1]
Dengan pendidikan yang baik, tentu ilmu pengetahuan pun juga lebih baik. Tapi kenyataannya dalam hidup ini , banyak orang yang menggunakan akal dan kepintarannya untuk maksiat. Banyak orang yang pintar dan berpendidikan justru akhlaknya lebih buruk di banding dengan orang yang tak pernah sekolah. Hal ini terjadi karena ketidakseimbangannya ilmu dunia dan akhirat. Ilmu pengetahuan dunia rasanya kurang kalau belum di lengkapi dengan ilmu agama.

Rumusan Masalah
  1. Apa yang di maksud dengan kewajiban menuntut ilmu pengetahuan?
  2. Bagaimana hadist dan penjelasan tentang kewajiban menuntut ilmu pengetahuan?
  3. Bagaimana hadist pendukungnya? 
 
Tujuan
  1. Untuk mengetahui pengertian dari kewajiban menuntut ilmu pengetahuan
  2. Untuk mengetahui hadist dan penjelasan tentang kewajiban menuntut ilmu pengetahuan
  3. Untuk mengetahui hadist pendukungnya

BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Kewajiban menuntut Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang bertujuan mencapai kebenaran tentang sesuatu yang diperoleh melalui pembelajaran.[2]
Begitupun Islam mewajibkan pemeluknya agar menjadi orang yang berilmu, berpengetahuan, mengetahui segala kemaslahatan dan jalan kemanfaatan danmenganalisa segala pengalaman yang di dapati oleh umat yang lalu, baik yang berhubungan dengan soal-soal keduniaan dan segala kebutuhan hidup.
Kewajiban menuntut ilmu pengetahuan sangat di perlukan oleh manusia untuk mencapai kebahagian di dunia maupun di akhirat, menuntut ilmu wajib bagi setiap orang, karena ilmu memiliki struktur keilmuan yang mengandung dari bagian-bagian yang satu sama lain berkaitan.[3]

  1. Hadist dan PenjelasanTentang Kewajiban Menuntut Ilmu
  2. Hadist
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ
Rasululloh Bersabda :
“Barangsiapa yang menapaki suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke Surga”.
[ H.R. Ibnu Majah & Abu Dawud ]
سَلَكَ = Menapaki
طَرِيْقًا = Jalan
يَطْلُبُ = mencari
سَهَّلَ= memudahkan[4]
  1. Penjelasan
Menurut Ibnu Hajar kata Thoriqon diungkapkan dalam bentuk nakiroh, begitu juga dengan kata ilmu yang mencakup semua jalan atau cara untuk mendapatkan ilmu, baik sdikit maupun banyak. Kalimat سَهَّلَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا(Allah memudahkan baginya jalan), yaitu Allah memudahkan baginya jalan diakhirat atau jalan di dunia, dengan cara memberi hidayah untuk melakukan perbuatan baik yang mengantarkanny menuju surga. Hal ini mengandung berita gembira bagi orang yang menuntut ilmu, bahwa Allah memudahkan mereka untuk mencari dan mendapatkannya, karena menuntut ilmu adalah salah satu jalan menuju surga.
Dalam hadist di atas, Rosulullah memberikan motivasi belajar kepada para sahabat (umat)nya dengan mengemukakan manfaat, keuntungan, dan kemudahan yang akan di dapat oleh setiap orang yang berusaha mengikuti proses belajar. Meskipun Beliau tidak menggunakan kata perintah, namun hadist di atas dapat di pahami sebagai perintah.
Anjuran yang terdapat dalam hadist ini sejalan dengan pernyataan Allah dslam al-Quran surah al-Fatir (35):28.


[5] الْعُلَمَاء عِبَادِهِ مِنْ اللَّهَ يَخْشَى إِنَّمَا

 Alloh Ta’ala berfirman : 
 Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. [Al Fathir: 28]

      Menurut Ibnu Abbas, “ Orang yang berilmu tentang Allah yang maha Pencipta di antara hamba-hambanya adalah orany yang menyekutukannya dengan suatu apapun, menghalalkan apa yang di halalkan Allah, mengharamkan apa yang di haramkan-Nya.
Dari Hadist dan atsar di atas dapat di pahami dengan jelas bahwa ilmu pengetahuan itu memudahkan orang yang menuju surga. Hal itu mudah di pahami karena dengan ilmu, seseorang yang mengetahui aqidah yang benar, cara-cara beribadah dengan benar dan bentuk-bentuk akhlak yang mulia. Sdlain itu orang berilmu mengetahui pula hal-hal yang dapat merusak aqidah tauhid, perkara-perkara yang merusak pahala ibadah, dan memahami pula sifat dan perilaku buruk yang perlu di hindari. Semua itu akan membawanya ke surga bahkan kesejahteraan di dunia.[6]
  1. Hadist pendukung dari hadist di atas
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَقُوْلُ سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللَّهِ صلعم يَقُوْلُ أَلَا إِنَّ الدُّنْيَامَلْعُوْنَةٌ مَلْعُوْنٌ مَافِيْهَاإلَّاذِكْرُاللَّهِ وَمَاوَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْمُتَلِّٕمٌ
(رواه الترمدي وقال:حديث حسن)

           Dari abu hurairah r.a. berkata: aku mendengar Rosulallah saw bersabda: ”Ingatlah, bahwa dunia ini terkutuk , dan semua yang ada di dalamnya juga terkutuk, kecuali dzikrullah dan sesuatu yang di cintainya, orang alim (orang yang berilmu) dan orang yang belajar ilmu”.(HR.at-Turmudzi dan ia berkata ini hadist hasan).
Hadist ini menjelaskan bimbingan Rasulullah saw kepada umatnya, bagaimana bersahabat dengan dunia atau benda yang ada yang ada di sekitarnya. Dunia dan benda di sekitarnya tidak membahagiakan manusia dan tidak seluruhnya menyelamatkan dari penderitaan. Oleh karena itu, dunia dan benda di sekitar kita yang di miliki akan di minta pertanggung jawaban di sisi Allah nanti.

عَنْ اَنَسِ بِنْ مَا لِكٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلعم مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ العِلْمِ كَانَ فِي سَبِيْلِ اللَّهِ حَتَّى
يَرْجِعَ (أَخْرَجَهُ التُّرْمُدِي)

Dari Anas bin Malik berkata: Rosulallah saw bersabda: ”Barang siapa yang keluar dalam mencari ilmu, maka ia pada jalan Allah sehingga ia pulang “. (HR.at-Turmudzi)
Hadist ini memberi motivasi kepada umat agar selalu mencari ilmu dan selalu menuntut ilmu. Mencari ilmu adalah kebutuhan pokok bagi manusia untuk membekali kehidupannya yang sangat bermanfaat,bagi orang mukmin kemanfaatan ilmu yang di peroleh di dunia dan akhirat.[7]


BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
  1. Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang bertujuan mencapai kebenaran tentang sesuatu yang diperoleh melalui pembelajaran.
  2.   مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ
Allah memudahkan baginya jalan diakhirat atau jalan di dunia, dengan cara memberi hidayah untuk melakukan perbuatan baik yang mengantarkanny menuju surga. Hal ini mengandung berita gembira bagi orang yang menuntut ilmu, bahwa Allah memudahkan mereka untuk mencari dan mendapatkannya, karena menuntut ilmu adalah salah satu jalan menuju surga.
  1. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَقُوْلُ سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللَّهِ صلعم يَقُوْلُ أَلَا إِنَّ الدُّنْيَامَلْعُوْنَةٌ مَلْعُوْنٌ مَافِيْهَاإلَّاذِكْرُاللَّهِ وَمَاوَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْمُتَلِّٕمٌ
(رواه الترمدي وقال:حديث حسن)    
عَنْ اَنَسِ بِنْ مَا لِكٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلعم مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ العِلْمِ كَانَ فِي سَبِيْلِ اللَّهِ حَتَّى
يَرْجِعَ (أَخْرَجَهُ التُّرْمُدِي)
Mencari ilmu kebutuhan pokok bagi manusia untuk membekali kehidupannya yang sangat bermanfaat,bagi orang mukmin kemanfaatan ilmu yang di peroleh di dunia dan akhirat.
B.Saran-saran
Kita sebagai golongan terpelajar jangan hanya menjadikan kitab- kitab hadist sebagai buku hiasan saja atau buku pelengkap referensi, tetapi hendaklah kita baca, maknai, dan ditafsiri dengan baik dan selanjutnya di amalkan dengan segenap kemampuan. Dan kiranya makalah kami ini sangat jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi meningkatkan kesempurnaan makalah yang kami tulis ini

 
DAFTAR PUSTAKA
Uhbiyati, Nur. 1997. Ilmu Pendidikan Islam. Pustaka Setia: Bandung
Umar, Bukhari. 2012. Hadis Tarbawi. Amzah: Jakarta
Majid Khon, Abdul. 2012. Hadis Tarbawi. Kencana: Jakarta
Al-Quran. Surah al-Fatir (35): 28
Idi, Abdullah. 2014. Sosiologi Pendidikan. Rajawali Pers: Jakarta
Asrori, Ma’ruf. 2012. Etika Belajar. Al-Miftah: Surabaya
  1. Alkalali, Asad. 1995. Kamus Indonesia Arab. Bulan Bintang: Jakarta
[1] Drs. A. Ma’ruf Asrori, Etika Belajar, (al-Miftah, Surabaya, 2012), hlm 30.
[2] Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M.Ed., Sosiologi Pendidikan, (Rajawali Pers, Jakarta, 2014), hlm 33.
[3] Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Pustaka Setia, Bandung, 1997). Hal 21.
[4] Asad M. Alkalali, Kamus Bahasa Arab, (Bulan Bintang, Jakarta, 1995).
[5]Al-Quran, al-Fatir, (35): 28
[6] Bukhari Umar, M.Ag., Hadis Tarbawi, (Amzah, Jakarta, 2012), hal 12-15.
[7] Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., Hadis Tarbawi, (Kencana, Jakarta, 2012), hal 171 dan 194.

No comments:


TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA<><><><><>Semoga Kehadiran Kami Bermanfaat Bagi Kita Bersama
banner