2/10/13

Ziarah Kubur


"ًَََاكثرؤا ذكر هادم اللذات". قالوا: يا رسول الله, وما هادم اللذات؟ قال: الموت" (رواه احمد)

Rasulullah saw bersabda, “Perbanyaklah kalian mengingat penghancur nikmat” . mereka bertanya, “Apa itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, ‘’Kematian”. (H.R. Ahmad)

Ziarah, nyekar, nyadran dan istilah-istilah lainnya yang sering digunakan untuk menunjukkan aktifitas seseorang yang sengaja mendatangi pemakaman. Sudah menjadi tradisi ketika bulan-bulan tertentu, sebagian kaum muslimin berduyun-duyun menziarahi tempat-tempat yang dianggap keramat yang di dalamnya terdapat kuburan tokoh, atau orang yang dianggap mempunyai kelebihan.

            Ziarahnya mereka ke kuburan tersebut dengan tujuan diantaranya adalah mencari solusi atas berbagai macam persoalan hidup dengan cara meminta bantuan atau pertolongan kepada kuburan. Tentunya hal-hal tersebut tidak diperintahkan oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta para sahabatnya.

            Ziarah kubur awalnya dilarang oleh Rasulullah SAW, yang kemudian beliau memerintahkannya. Bias jadi larangan itu terjadi karena satu kekhawatiran terjadinya perbuatan yang melanggar dan menyimpang dari perintah Allah dan Rasul-Nya, seperti perbuatan syirik, dengan menjadikan kuburan sebagai sembahan, tempat meminta dan lain-lainnya.

            Sebagaimana pernah terjadi pada masa Nabi Nuh As. Bahkan dikatakan bahwa dosa besar (syirik) pertama yang dilakukan oleh umat manusia dilakukan oleh kaumnya Nabi Nuh, yaitu menjadikan kuburansebagai sembahan. Sehingga hal tersebut diantisipasi dengan pelarangan menziarahinya. Akan tetapi kemudian Rasulullah SAW memerintahkan, karena ada hikmah yang lebih besar.

            Perintah untuk melakukan ziarah kubur berlaku umum, yaitu berlaku untuk laki-laki dan perempuan sebagaimana larangan sebelumnya pun berlaku umum. Khusus bagi perempuan dilarang untuk mengantar jenazah yang akan dikuburkan sebagaimana dijelaskan dalam hadits Bukhari dan Muslim dari Ummu ‘Athiah, akan tetapi mereka (perempuan) diperbolehkan untuk menziarahinya, dengan catatan tidak melakukannya secara terus menerus atau sering sebagaimana dinyatakan dalam hadits bahwa, “ Rasulullah SAW bersabda, (Allah) melaknat para wanita yang terlalu sering menziarahi pemakaman atau kuburan” (H.R. Al-Jama’ah).


Faidah Ziarah Kubur

            ibnu Abi Syuaibah, Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ahmad dan Al-Hahim meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW pernah meminta izin kepada Allah untuk memohonkan ampunan kepada ibunya, tetapi Allah tidak berkenan memberikan izin tersebut, kemudian Rasulullah SAW meminta izin untuk menziarahi kuburannya, dan Allah pun mengizinkannya, lalu beliau SAW bersabda “ maka oleh karena itu ziarahilah (kuburan) oleh kalian, karena hal tersebut akan mengingatkan kepada kematian”. Dalam hadits hasan yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dari Anas bin Malik Radiungkapkan dengan “ Maka oleh karena itu kunjungilah atau ziarahilah (kuburan) oleh kalian, karena hal tersebut akan melembutkan hati, meneteskan air mata dan mengingatkan akan kehidupan Akhirat”. Al- Hakim meriwayatkn dengan sanad yang shahih, “….karena padanya ada hikmah atau pelajaran”.

            Dari riwayat-riwayat di atas bias didapatkan hikmah dari ziarah kubur: petama, mengingat kematian dan Akhirat. Ketika diingatkan dengan kematian, kita pun akan  mengalami hal yang sama seperti orang-orang yang sudah menghuni kuburan, bahwa satu saat kita akan menjadi salah satu dari penghuninya. Kita pun akan disebut mayat atau jenazah, Umar bin Khathab Ra mengatakan, “ Tiada hari yang senggang melainkan di katakana padanya si fulan telah meninggal, si fulan telah menjadi mayit dan si fulan telah menjadi jenazah, dan mesti satu hari itu dikatakan Umar telah meninggal..”. dan mesti suatu hari yang disebut jenazah atau mayit itu diri kita.

            Kedua, melembutkan hati. Sehebat apapun, setinggi apapun jabatan, dan keunggula-keunggulan apapun yang dimiliki serta disandang seseorang, semuanya berakhir dan lenyap di kuburan. Tidak ada artinya sebuah kebanggaan, keangkuhan, dan kehebatan itu manakala sukma itu telah berpisah dengan raga. Ziarah kubur akan menata kembali hati yang sudah sirasuki keangkuhan dan berganti dengan kelembutan dan ketundukan.

            Ketiga, meneteskan air mata, ketika hati sudah tunduk dan lembut, maka mendorong kesadaran akan dosa, kesalahan dan kekurangan diri, membekali diri dengan hal-hal yang akan bermanfaat bagi diri ketika harus kembali ke pangkuan Illahi.

            Keempat, kematian adalah pelajaran atau pengingat, kehidupan dunia banyak melalaikan manusia dari kehidupan Akhirat, membutakan mata hati, mengaburkan arah tujuan kehidupan, maka ziarah kubur akan memberikan banyak pelajaran dan peringatan tentang kematian. Rasulullah SAW kadang pun keluar dari rumahnya menuju kuburan (baqi’) pada sepertiga malam (H>R Muslim/974). Inilah sesungguhnya beberapa esensi yang mendasari melakukan ziarah kubur, bukan berdasarkan tujuan-tujuan lainnya.


Adab Ziarah Kubur

            Dalam hadits yang hasan yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, bahwa Rasulullah SAW pernah lewat sebuah pemakaman di madinah, kemudian beliau menghadapkan wajahnya ke pemakaman tersebutsambil berkata, “Keselamatan atas kalian semua wahai penghuni kubur, mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosa kami dan kalian, kalian telah mendahului kami dan kami pun akan mengikuti jejak kalian”. (H.R. Tirmidzi/ 1053).

            Hadits ini setidaknya mengajarkan dua adzab yang sangat penting ketika ziarah kubur: pertama, mengucapkan salam, untuk penghuni kubur sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW “(Assalamu ‘alaikum ya ahladdiyarminal mukminin wal muslimin wa inna insya allah bikum lahiqun as’alu allahu lana wa lakum al-afiyah)” . (H.R. Muslim/975).

            Kedua, mendo’akan ahli kubur, dan do’a yang paling bermanfaat dan dibutuhkan oleh orang yang sudah tiada adalah do’a permohonan ampun (istighfar), sebagaimana diisyaratkanoleh Rasulullah SAW dalam peristiwa lainnya; seperti di saat kematian sahabat Abu Salamah Ra, beliau memohonkan ampun untuknya. Lalu ketika usai menguburkan, beliau menghimbau kepada para sahabat untuk memohonkan ampunan bagi jenazah (istaghfiruu li akhikum was-alillaha bit tatsbit fainnahul aan yus-al).

            Dengan demikian, esensi dari ziarah kubur adalah untuk mengingat kematian dan beberapa faidah di dalamnya, serta dengan senantiasa memperhatikan adzab-adzabnya. Dan ingat, kita dilarang untuk meminta pertolongan atau solusi untuk kebutuhan hidup , dengan cara menziarahi kuburan, ini adalah perbuatan syirik yang harus kita jauhi.

Wallahu a’lam.

No comments:


TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA<><><><><>Semoga Kehadiran Kami Bermanfaat Bagi Kita Bersama
banner