"ًَََاكثرؤا ذكر هادم اللذات".
قالوا: يا رسول الله, وما هادم اللذات؟ قال: الموت" (رواه احمد)
Rasulullah saw bersabda, “Perbanyaklah kalian mengingat penghancur
nikmat” . mereka bertanya, “Apa itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,
‘’Kematian”. (H.R. Ahmad)
Ziarah, nyekar,
nyadran dan istilah-istilah lainnya yang sering digunakan untuk menunjukkan aktifitas
seseorang yang sengaja mendatangi pemakaman. Sudah menjadi tradisi ketika
bulan-bulan tertentu, sebagian kaum muslimin berduyun-duyun menziarahi
tempat-tempat yang dianggap keramat yang di dalamnya terdapat kuburan tokoh,
atau orang yang dianggap mempunyai kelebihan.
Ziarahnya mereka
ke kuburan tersebut dengan tujuan diantaranya adalah mencari solusi atas
berbagai macam persoalan hidup dengan cara meminta bantuan atau pertolongan
kepada kuburan. Tentunya hal-hal tersebut tidak diperintahkan oleh Allah SWT
dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta para sahabatnya.
Ziarah kubur
awalnya dilarang oleh Rasulullah SAW, yang kemudian beliau memerintahkannya.
Bias jadi larangan itu terjadi karena satu kekhawatiran terjadinya perbuatan
yang melanggar dan menyimpang dari perintah Allah dan Rasul-Nya, seperti
perbuatan syirik, dengan menjadikan kuburan sebagai sembahan, tempat meminta
dan lain-lainnya.
Sebagaimana pernah
terjadi pada masa Nabi Nuh As. Bahkan dikatakan bahwa dosa besar (syirik)
pertama yang dilakukan oleh umat manusia dilakukan oleh kaumnya Nabi Nuh, yaitu
menjadikan kuburansebagai sembahan. Sehingga hal tersebut diantisipasi dengan
pelarangan menziarahinya. Akan tetapi kemudian Rasulullah SAW memerintahkan,
karena ada hikmah yang lebih besar.
Perintah untuk
melakukan ziarah kubur berlaku umum, yaitu berlaku untuk laki-laki dan
perempuan sebagaimana larangan sebelumnya pun berlaku umum. Khusus bagi
perempuan dilarang untuk mengantar jenazah yang akan dikuburkan sebagaimana
dijelaskan dalam hadits Bukhari dan Muslim dari Ummu ‘Athiah, akan tetapi
mereka (perempuan) diperbolehkan untuk menziarahinya, dengan catatan tidak
melakukannya secara terus menerus atau sering sebagaimana dinyatakan dalam
hadits bahwa, “ Rasulullah SAW bersabda, (Allah) melaknat para wanita yang
terlalu sering menziarahi pemakaman atau kuburan” (H.R. Al-Jama’ah).
Faidah Ziarah Kubur
ibnu Abi Syuaibah, Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ahmad dan Al-Hahim
meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW pernah meminta izin kepada Allah untuk
memohonkan ampunan kepada ibunya, tetapi Allah tidak berkenan memberikan izin
tersebut, kemudian Rasulullah SAW meminta izin untuk menziarahi kuburannya, dan
Allah pun mengizinkannya, lalu beliau SAW bersabda “ maka oleh karena itu
ziarahilah (kuburan) oleh kalian, karena hal tersebut akan mengingatkan kepada
kematian”. Dalam hadits hasan yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dari Anas bin
Malik Radiungkapkan dengan “ Maka oleh karena itu kunjungilah atau ziarahilah
(kuburan) oleh kalian, karena hal tersebut akan melembutkan hati, meneteskan
air mata dan mengingatkan akan kehidupan Akhirat”. Al- Hakim meriwayatkn dengan
sanad yang shahih, “….karena padanya ada hikmah atau pelajaran”.
Dari
riwayat-riwayat di atas bias didapatkan hikmah dari ziarah kubur: petama, mengingat
kematian dan Akhirat. Ketika diingatkan dengan kematian, kita pun akan mengalami hal yang sama seperti orang-orang
yang sudah menghuni kuburan, bahwa satu saat kita akan menjadi salah satu dari
penghuninya. Kita pun akan disebut mayat atau jenazah, Umar bin Khathab Ra
mengatakan, “ Tiada hari yang senggang melainkan di katakana padanya si fulan
telah meninggal, si fulan telah menjadi mayit dan si fulan telah menjadi
jenazah, dan mesti satu hari itu dikatakan Umar telah meninggal..”. dan mesti
suatu hari yang disebut jenazah atau mayit itu diri kita.
Kedua, melembutkan
hati. Sehebat apapun, setinggi apapun jabatan, dan keunggula-keunggulan apapun
yang dimiliki serta disandang seseorang, semuanya berakhir dan lenyap di
kuburan. Tidak ada artinya sebuah kebanggaan, keangkuhan, dan kehebatan itu
manakala sukma itu telah berpisah dengan raga. Ziarah kubur akan menata kembali
hati yang sudah sirasuki keangkuhan dan berganti dengan kelembutan dan
ketundukan.
Ketiga,
meneteskan air mata, ketika hati sudah tunduk dan lembut, maka mendorong
kesadaran akan dosa, kesalahan dan kekurangan diri, membekali diri dengan
hal-hal yang akan bermanfaat bagi diri ketika harus kembali ke pangkuan Illahi.
Keempat,
kematian adalah pelajaran atau pengingat, kehidupan dunia banyak melalaikan
manusia dari kehidupan Akhirat, membutakan mata hati, mengaburkan arah tujuan
kehidupan, maka ziarah kubur akan memberikan banyak pelajaran dan peringatan
tentang kematian. Rasulullah SAW kadang pun keluar dari rumahnya menuju kuburan
(baqi’) pada sepertiga malam (H>R Muslim/974). Inilah sesungguhnya beberapa
esensi yang mendasari melakukan ziarah kubur, bukan berdasarkan tujuan-tujuan
lainnya.
Adab Ziarah Kubur
Dalam hadits yang
hasan yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, bahwa Rasulullah SAW pernah
lewat sebuah pemakaman di madinah, kemudian beliau menghadapkan wajahnya ke
pemakaman tersebutsambil berkata, “Keselamatan atas kalian semua wahai penghuni
kubur, mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosa kami dan kalian, kalian telah
mendahului kami dan kami pun akan mengikuti jejak kalian”. (H.R. Tirmidzi/
1053).
Hadits ini
setidaknya mengajarkan dua adzab yang sangat penting ketika ziarah kubur: pertama,
mengucapkan salam, untuk penghuni kubur sebagaimana yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW “(Assalamu ‘alaikum ya ahladdiyarminal mukminin wal muslimin wa
inna insya allah bikum lahiqun as’alu allahu lana wa lakum al-afiyah)” . (H.R.
Muslim/975).
Kedua,
mendo’akan ahli kubur, dan do’a yang paling bermanfaat dan dibutuhkan oleh
orang yang sudah tiada adalah do’a permohonan ampun (istighfar), sebagaimana
diisyaratkanoleh Rasulullah SAW dalam peristiwa lainnya; seperti di saat
kematian sahabat Abu Salamah Ra, beliau memohonkan ampun untuknya. Lalu ketika
usai menguburkan, beliau menghimbau kepada para sahabat untuk memohonkan
ampunan bagi jenazah (istaghfiruu li akhikum was-alillaha bit tatsbit fainnahul
aan yus-al).
Dengan demikian,
esensi dari ziarah kubur adalah untuk mengingat kematian dan beberapa faidah di
dalamnya, serta dengan senantiasa memperhatikan adzab-adzabnya. Dan ingat, kita
dilarang untuk meminta pertolongan atau solusi untuk kebutuhan hidup , dengan
cara menziarahi kuburan, ini adalah perbuatan syirik yang harus kita jauhi.
Wallahu
a’lam.
No comments:
Post a Comment