11/8/12

MENERUSKAN AMAL KEBAIKAN


MENERUSKAN AMAL KEBAIKAN


عن عا ءشة رضي الله عنها أنَّ رَسول الله صلى الله عليه وسلم سُـءِـلَ أيُّ الْعَمَلُ أحَبُّ إلى اللهِ قال : أدْوَمُهُ وَإنْ قَلَّ {رواه مسلم}

Artinya :

“Amalan yang paling dicintai Allah SWT adalah amalan yang paling berkesinambungan walaupun hanya sedikit”. {H.R. Muslim}
Ramadhan telah lewat, menyisakan sepenggal duka di hati insan yang beriman karena harus berpisah dengan bulan yang penuh keberkahan dan kebaikan. Terbayang saat – saat yang sarat dengan ibadah puasa, tarawih, tadarrus Al – Qur’an, dzikir, istighfar, sedekah, memberi makan orang yang berbuka, masjid di penuhi jama’ah, majelis – majelis dzikir dan ilmu juga dipadati jama’ah. Mengingat semua itu, tersimpan satu asa : andai setiap bulan dalam setahun adalah Ramadhan.
                Namun Allah SWT telah menerapkan segala sesuatu dengan hikmah-Nya. Yang tersisa adalah pertanyaan – pertanyaan : Adakah umur kita akan sampai di tahun mendatang untuk berjumpa kembali dengan Ramadhan…? Dan adakah kehidupan yang bernuansa Ramadhan di luar Ramadhan.


Fenomena Tahunan

                Kalau kita melihat fenomena tahunan yang selama ini kita alami, sepertinya kita sudah dapat memperkirakan seperti apa kondisi kita setelah Ramadhan. Penurunan semangat, enggan shalat berjama’ah di masjid, malas membaca Al – Qur’an, tidak peduli dengan majelis ta’lim, kikir terhadap orang – orang lemah, atau bahkan mungkin ada lagi yang kembali sibuk dengan aktifitas kemaksiatannya, Na’u dzubillahi Min dzalik….
                Kalau kebiasaan tahunan yang terjadi seperti ini, maka keadaan kita tidak jauh beda dengan keadaan seseorang yang digambarkan oleh Allah SWT dalam firmannya, “Dan janganlah kamu seperti orang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah di pintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali”. {Q.S. An – Nahl : 92}
                Selama bulan Ramadhan ini, kita telah sibuk mengobati hati kita yang telah lama sakit, dan telah memupuk dan menyiram keimanan yang selama ini kering dan layu. Tetapi setelah hati kita sehat, serta keimanan telah kembali segar, tegar dan kokoh berdiri, kembali kita suntik hati kita dengan berbagai macam – macam virus dan bakteri kemaksiatan, serta kita tebas kembali keimanan kita dengan berbagai pedang kemungkaran dan kenistaan.
                Kita memang tidak menurut kondisi kita setelah Ramadhan sama persis dengan kondisi kita di Ramadhan, karena itu adalah tuntunan yang berat dan sulit di Ramadhan, karena itu adalah tuntutan yang sangat berat dan sulit. Karena Ramadhan memiliki keistimiewahan dan kekuatan khusus yang tidak di miliki oleh bulan – bulan yang lainnya. Akan tetapi kita berusaha memanfaatkan sebagian keistimewahan dan kekuatan Ramadhan untuk kita gunakan sebagai bahan bakar agar kita tetap istiqomah setelah Ramadhan.


Perangkap Setan

Kita semua tau bahwa setan tidak akan pernah rela kalau kida berada di jalan ketaatan kepada Allah SWT, setan akan senantiasa berusaha dengan berbagai cara supaya kita mengikuti jejak dan ajakannya. Allah berfirman : “Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,{16}. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).{17}. {Q.S. Al – A’raf : 16 – 17}.
Dalam hal ini, setan telah memasang dua perangkap yaitu :

1.       Perangkap sebelum Ramadhan.
Sebelum ramadhan ,  setan berusaha dengan sekuat tenaga dan dengan sekuat tenaga dan dengan berbagai cara supaya kita berkubang di dalam berbagai macam bentuk kemaksiatan. Dengan demikian kemaksiatan yang kita lakukan sebelum Ramadhan ini akan mendorong kita untuk bermaksiat kembali di Ramadhan. Karena sebuah kemaksiatan mengajak kemaksiatan lainnya.
Kalaupun kemaksiatan yang kita lakukan sebelum Ramadhan itu tidak sampai menjadikan kita seperti kondisi di atas, maka kemaksiatan tersebut minimal akan melemahkan hati kita, sehingga kita tidak memiliki keinginan untuk berbuat kebaikan, atau malas beribadah.

2.       Perangkap setelah Ramadhan.
Setelah Ramadhan, setan juga memiliki perangkap lainnya yang tidak kala dahsyatnya. Setelah sebulan penuh setan merasa berat dan tidak leluasa mengganggu kita, disebabkan karena puasa kita melemahkan keinginan kita untuk bermaksiat, atau bahkan ada di antara orang yang berpuasa tersebut mampu mengekang hawa nafsunya sehingga mengisi waktunya dengan berbagai macam ibadah dan amal ketaatan, maka setan memasang perangkap yang lain.
Setelah Ramadhan berlalu dan kita sudah tidak berpuasa lagi, maka setan ingin memupuk kembali keinginan kita untuk bermaksiatan. Setan ingin kita kembali seperti semula seperti kondisikita sebelum Ramadhan, atau bahkan kalau bias lebih buruk lagi dari keadaan sebelumnya. Karena sebagaimana amal kebaikan itu dapat menghapus dosa – dosa, maka demikian juga sebaliknya, kemaksiatan dan dosa dapat mengurai atau bahkan menghapus pahala kebaikan yang telah kita kumpulkan. Sebagaimana firman Allah SWT : “Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan (karena) mereka membenci (apa yang menimbulkan) keridaan-Nya; sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka”.{Q.S. Muhammad : 28}.
                Orang yang melakukan kemaksiatan berarti dia telah mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan membenci keridho’annya, sehingga Allah SWT mengurangi atau bahkan menghapus pahala amalnya sesuai dengan tingkat kemaksiatan yang dilakukannya.


Cara Menghadapi Perangkap Setan

                Rasulallah SAW mengajarkan kepada kita cara menghadapi perangkap setan sebelum dan sesudah Ramadhan. Beliau memberikan contoh kepada kita cara menghadapi perangkap setan sebelum Ramadhan dengan menyambut kedatangan Ramadhan dengan berpuasa Sya’ban. Beliau juga mengajarkan kepada kita memperbanyak puasa di bulan Sya’ban agar hati kita menguat, keimanan kita meninggi, sehingga begitu masuk Ramadhan, kita lebih bersemangat beribadah dan mampu memanfaatkan keistimewaan Ramadhan secara optimal.
Adapun untuk menghadapi perangkat setan setelah Ramadhan yaitu diantaranya dengan puasa enam hari di bulan syawwal. Karena itu Rasulallah SAW memberikan motivasi kepada kita untuk melakukannya, sebagaimana Nabi bersabdah : “Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan kemudian di ikuti dengan puasa enam hari di bulan syawwal, maka seolah – olah telah berpuasa setahun penuh”.{H.R. Muslim}
                Orang yang melaksanakan puasa syawwal diharapkan senantiasa berada dalam ketaatan dan berkesinambungan di dalam Ibadah. Karena Rasulallah pernah bersabdah : “Amalan yang paling di cintai Allah adalah amalan yang berkesinambungan walaupun hanya sedikit”. {H.R. Muslim}
                Marilah kita senantiasa memelihara amalan – amalan Ramadhan dengan meneruskannya di bulan – bulan ke depan. Dengan demikian insyaAllah keimanan dan ketaqwaan kita tetap terpelihara sampai bertemu dengan bulan Ramadhan berikutnya. Amin Ya Rabbal Alamin.

No comments:


TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA<><><><><>Semoga Kehadiran Kami Bermanfaat Bagi Kita Bersama
banner