6/30/25
Mewujudkan Keadilan Pendidikan sebagai Pilar Transformasi Pembangunan Indonesia
6/19/25
7 Skill Penting yang Dibutuhkan Mahasiswa Era Digital
Era digital menghadirkan tantangan sekaligus peluang baru bagi mahasiswa dalam menyiapkan diri untuk memasuki dunia kerja dan kehidupan masyarakat. Berikut tujuh skill penting yang wajib dimiliki mahasiswa untuk sukses di era digital ini:
Literasi Digital Mahasiswa harus memiliki kemampuan mencari, mengelola, menganalisis, serta mengevaluasi informasi dari internet secara bijak dan kritis. Literasi digital membantu mahasiswa menghindari informasi palsu (hoaks) dan meningkatkan kualitas karya akademik.
Keterampilan Komunikasi Digital Di era digital, komunikasi lebih banyak dilakukan melalui platform digital seperti email, media sosial, dan aplikasi chat. Mahasiswa harus mampu menyampaikan pesan secara jelas, sopan, dan efektif dalam komunikasi virtual.
Keterampilan Pemrograman Dasar Pemrograman dasar seperti HTML, CSS, Python, atau JavaScript membantu mahasiswa memahami logika teknologi yang saat ini mendominasi berbagai industri. Pemahaman ini meningkatkan daya saing dalam pasar kerja modern.
6/16/25
Santri Zaman Now: Antara Tradisi, Teknologi, dan Tanggung Jawab Sosial
Kata kunci utama: santri modern, peran santri, teknologi dan Islam
Santri, dalam sejarahnya, dikenal sebagai pilar utama pendidikan Islam di Indonesia. Mereka adalah pembelajar ilmu agama yang tinggal di pesantren dan dididik dalam lingkungan yang sarat nilai-nilai keislaman, kesederhanaan, dan kedisiplinan. Namun di era digital ini, peran santri tak lagi hanya berada di balik tembok pesantren. Mereka kini berada di garda terdepan dalam menjembatani tradisi Islam klasik dengan tantangan zaman modern yang serba digital.
🔹 Tradisi yang Tetap Relevan
Meski teknologi berkembang pesat, nilai-nilai tradisi pesantren masih sangat relevan. Santri tetap belajar kitab kuning, mempelajari fikih, akidah, tasawuf, serta memperdalam pemahaman Al-Qur'an dan hadis. Ini adalah pondasi yang tak tergantikan, membentuk karakter dan keilmuan seorang santri.
Namun, nilai tradisi itu tidak berarti menutup diri dari perkembangan. Justru, tradisi yang kuat adalah modal untuk menyaring mana yang baik dan buruk dari perkembangan zaman. Santri yang kuat akarnya dalam tradisi, akan mampu menghadapi modernitas tanpa kehilangan identitas.
6/12/25
Peran Sosial Masjid dalam Pemberdayaan Masyarakat
Kata kunci utama: peran masjid, pemberdayaan sosial, masyarakat Islam

🔹 Masjid di Masa Rasulullah ﷺ: Sentra Keumatan
Sejarah mencatat bahwa Masjid Nabawi di Madinah bukan sekadar rumah ibadah. Masjid itu menjadi pusat segala aktivitas umat:
-
Tempat pendidikan dan pengajaran Al-Qur'an
-
Markas diplomasi dan perencanaan strategi dakwah
6/11/25
Analisis Masalah Sosial Kemiskinan dalam Perspektif Psikologi Kognitif dan Humanistik serta Implikasinya dalam Praktik Pekerjaan Sosial di LKSA Muhammadiyah Semampir Semampir
Oleh: Ahmad Fathullah, M.Pd
Pendahuluan
Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang kompleks dan multidimensional, tidak hanya menyangkut aspek ekonomi, tetapi juga berdampak pada kondisi psikologis individu yang mengalaminya. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kemiskinan memengaruhi cara berpikir, motivasi, serta rasa percaya diri individu, terutama pada anak-anak dan remaja. Dalam konteks ini, pendekatan psikologi menjadi penting untuk memahami bagaimana individu yang hidup dalam kemiskinan merespon lingkungan sosialnya. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis kemiskinan dari sudut pandang psikologi kognitif dan humanistik, serta mengaitkannya dengan praktik pekerjaan sosial yang dilakukan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Muhammadiyah Semampir.
6/9/25
Pentingnya Pendidikan Karakter dalam Membentuk Generasi Berakhlak Mulia
Kata kunci: pendidikan karakter, akhlak mulia
6/8/25
Hari Tasyrik: Hari Makan, Minum, dan Berdzikir kepada Allah
6/7/25
Tantangan Pekerja Sosial di Indonesia: Antara Profesionalisme dan Kompleksitas Sosial
Ahmad Fathullah, M.Pd |
Oleh : Ahmad Fathullah, M.Pd
Pekerja sosial memainkan peran vital dalam mendukung keberfungsian sosial individu, keluarga, dan masyarakat. Di Indonesia, profesi ini telah memperoleh legitimasi hukum melalui Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2019 tentang Pekerja Sosial. Namun, dalam praktiknya, pekerja sosial menghadapi berbagai tantangan yang kompleks, baik dari aspek struktural, kultural, maupun profesional. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji tantangan-tantangan tersebut serta implikasinya terhadap pengembangan profesi pekerja sosial di Indonesia.
6/4/25
Jejak Pengorbanan: Makna Qurban dalam Membangun Masyarakat Berkeadaban
![]() |
Ahmad Fathullah, M.Pd |
Hari-hari besar dalam Islam bukan hanya soal ritualitas, tetapi momentum untuk memperkuat nilai-nilai spiritual dan sosial. Idul Adha adalah salah satunya. Ia datang setiap 10 Dzulhijjah, membawa pesan universal yang telah diwariskan ribuan tahun silam: bahwa cinta dan ketundukan kepada Allah memerlukan pengorbanan, dan dari pengorbanan itulah lahir kepedulian sosial yang nyata.
Ibadah qurban — menyembelih hewan ternak sebagai bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah — menjadi pusat dari peringatan Idul Adha. Namun lebih dari itu, qurban mengajarkan kita tentang jiwa yang rela memberi, tangan yang ringan berbagi, dan hati yang lembut pada penderitaan sesama.
Qurban dan Keteladanan Profetik
Kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS bukan hanya sejarah, melainkan teladan moral yang abadi. Ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan anak yang sangat ia cintai, Ismail, ia tidak ragu. Bahkan Ismail sendiri menyambutnya dengan kepasrahan yang luar biasa:
6/2/25
Teori Kognitif Behavior: Pokok Pembahasan, Tokoh, dan Implikasi dalam Praktik Pekerjaan Sosial
Oleh : Ahmad Fathullah
Pendahuluan
Dalam dunia pekerjaan sosial, teori merupakan fondasi penting untuk memahami perilaku manusia dan menyusun intervensi yang tepat. Salah satu teori yang banyak digunakan adalah teori Kognitif Behavior atau Cognitive Behavioral Theory. Teori ini menawarkan pendekatan yang integratif, menggabungkan elemen-elemen dari psikologi kognitif dan behavioristik untuk membantu individu mengubah pola pikir dan perilaku yang tidak adaptif.
Teori Psikososial: Pokok Pembahasan, Tokoh, dan Implikasi dalam Praktik Pekerjaan Sosial
Oleh : Ahmad Fathullah
Pendahuluan
Teori perkembangan psikososial merupakan salah satu teori penting dalam memahami dinamika kehidupan manusia dari lahir hingga usia lanjut. Teori ini dikembangkan oleh Erik H. Erikson, seorang psikolog yang memperluas pendekatan psikoanalisis dengan menekankan peran lingkungan sosial dan pengalaman psikologis dalam pembentukan identitas individu. Dalam konteks pekerjaan sosial, teori ini sangat relevan karena dapat membantu pekerja sosial dalam merancang intervensi yang sesuai dengan tahapan perkembangan klien.
Teori Psikodinamika: Pokok Pembahasan, Tokoh, dan Implikasi dalam Praktik Pekerjaan Sosial
Oleh : Ahmad Fathullah
Pendahuluan
Teori psikodinamika merupakan salah satu pendekatan klasik dalam psikologi yang fokus pada dinamika kepribadian dan konflik batin bawah sadar. Dalam konteks pekerjaan sosial, teori ini menjadi dasar dalam memahami perilaku individu yang bermasalah secara emosional dan psikologis, serta menjadi landasan intervensi klinis dalam setting mikro.
Teori Sistem : pokok pembahasan teori, tokoh dan implikasi dalam praktik pekerjaan sosial
Oleh : Ahmad Fathullah
Pokok Pembahasan Teori
Teori Sistem (Systems Theory) merupakan pendekatan interdisipliner yang memandang individu bukan sebagai entitas yang berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari sistem yang lebih luas, seperti keluarga, kelompok, organisasi, dan masyarakat. Dalam konteks pekerjaan sosial, teori ini menekankan pentingnya memahami hubungan timbal balik antara individu dan lingkungannya.
TEORI BELAJAR SOSIAL: POKOK PEMBAHASAN, TOKOH, DAN IMPLIKASINYA DALAM PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL
Oleh : Ahmad Fathullah
Pendahuluan
Dalam praktik pekerjaan sosial, pemahaman terhadap perilaku manusia sangat krusial untuk merancang intervensi yang efektif. Salah satu teori yang relevan dalam memahami dinamika perilaku individu dalam konteks sosial adalah Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory). Teori ini menjelaskan bagaimana individu belajar melalui pengamatan terhadap lingkungan sosialnya dan bagaimana perilaku ditiru dari model-model yang ada di sekitarnya. Dalam konteks ini, pekerja sosial memegang peran penting sebagai fasilitator pembelajaran sosial, khususnya dalam pembentukan perilaku positif.
Pokok Pembahasan Teori Belajar Sosial
Teori Belajar Sosial menekankan bahwa perilaku manusia diperoleh tidak semata-mata melalui pengalaman langsung, melainkan melalui proses observasi, imitasi, dan modeling. Konsep ini bertolak belakang dengan teori behavioristik murni yang menekankan pada stimulus-respons dan penguatan. Dalam pandangan belajar sosial, individu belajar dengan mengamati orang lain dan menginternalisasi konsekuensi dari perilaku tersebut—baik berupa penguatan (reinforcement) maupun hukuman (punishment).
Peran Pekerja Sosial dalam Mewujudkan Kesejahteraan Sosial di Indonesia
Penulis: Ahmad Fathullah, M.Pd.
LKSA Muhammadiyah Semampir, Surabaya
Abstrak
Pekerja sosial merupakan salah satu unsur penting dalam sistem kesejahteraan sosial di Indonesia. Mereka berperan sebagai pendamping, advokat, fasilitator, hingga agen perubahan sosial dalam upaya meningkatkan kualitas hidup individu dan kelompok rentan. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji secara teoritis dan praktis peran pekerja sosial dalam konteks pembangunan kesejahteraan sosial. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan pendekatan deskriptif-analitis. Hasil kajian menunjukkan bahwa pekerja sosial memegang peranan strategis dalam menjembatani kebutuhan masyarakat dan kebijakan negara, khususnya dalam layanan terhadap anak terlantar, lansia, penyandang disabilitas, serta korban kekerasan dan bencana. Penguatan kapasitas, legalitas profesi, dan dukungan kebijakan menjadi kunci optimalisasi peran mereka ke depan.
6/1/25
Pancasila dan Peran Vital Generasi Muda dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045
About
Fb : ahmad.fathullah.10
IG : a.fathullah94