6/2/25

Teori Kognitif Behavior: Pokok Pembahasan, Tokoh, dan Implikasi dalam Praktik Pekerjaan Sosial


 Oleh : Ahmad Fathullah

Pendahuluan

Dalam dunia pekerjaan sosial, teori merupakan fondasi penting untuk memahami perilaku manusia dan menyusun intervensi yang tepat. Salah satu teori yang banyak digunakan adalah teori Kognitif Behavior atau Cognitive Behavioral Theory. Teori ini menawarkan pendekatan yang integratif, menggabungkan elemen-elemen dari psikologi kognitif dan behavioristik untuk membantu individu mengubah pola pikir dan perilaku yang tidak adaptif.

Pokok Pembahasan Teori

Teori Kognitif Behavior berasumsi bahwa pikiran, perasaan, dan perilaku saling berhubungan erat. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh cara mereka menafsirkan pengalaman hidup. Oleh karena itu, gangguan psikologis sering kali muncul karena adanya distorsi kognitif atau keyakinan yang tidak rasional. Inti dari teori ini adalah bahwa mengubah pola pikir yang keliru dapat berdampak positif terhadap perilaku dan kondisi emosional seseorang.

Teori ini menekankan bahwa persepsi individu terhadap suatu peristiwa lebih berpengaruh daripada peristiwa itu sendiri. Misalnya, dua orang yang mengalami kegagalan bisa memberikan makna yang berbeda: satu melihatnya sebagai pelajaran, sementara yang lain merasa dirinya tidak berguna. Maka, pekerja sosial yang memahami teori ini dapat membantu klien mengubah makna atau interpretasi terhadap pengalaman negatif menjadi lebih konstruktif.

Tokoh-Tokoh Utama

Aaron T. Beck adalah tokoh sentral dalam pengembangan Cognitive Therapy. Ia memfokuskan penelitiannya pada bagaimana pikiran otomatis negatif dapat menyebabkan depresi. Beck memperkenalkan konsep seperti skema kognitif dan distorsi kognitif, yang kini menjadi bagian penting dalam terapi kognitif behavioristik.

Sementara itu, Albert Ellis mengembangkan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT), sebuah pendekatan yang menekankan pentingnya mengganti keyakinan irasional dengan keyakinan yang lebih rasional dan adaptif. Menurut Ellis, emosi negatif sering kali muncul karena pola pikir yang tidak logis, bukan karena situasi itu sendiri.

Implikasi dalam Praktik Pekerjaan Sosial

Teori Kognitif Behavior memiliki implikasi luas dalam praktik pekerjaan sosial, baik pada tingkat individu maupun komunitas. Pertama, dalam intervensi individu dan keluarga, pekerja sosial dapat membantu klien mengidentifikasi pikiran negatif otomatis, menantang keyakinan yang keliru, dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih realistis. Ini sangat berguna dalam menangani isu seperti depresi, kecemasan, trauma, dan penyalahgunaan zat.

Kedua, teori ini dapat digunakan dalam konseling berbasis kognitif untuk memperkuat daya lenting (resiliensi) klien. Klien diajak untuk menyadari bahwa mereka memiliki kontrol terhadap respons mereka terhadap peristiwa, sehingga meningkatkan rasa kendali diri dan harga diri.

Ketiga, pekerja sosial dapat menggunakan pendekatan ini dalam program pendidikan keterampilan sosial dan emosional. Melalui pelatihan berpikir kritis, pengendalian diri, dan regulasi emosi, klien dibantu untuk memperbaiki pola pikir dan perilaku secara berkelanjutan.

Penutup

Teori Kognitif Behavior memberikan kerangka kerja yang kuat dalam memahami dan mengatasi permasalahan sosial individu. Dengan menggabungkan pendekatan kognitif dan perilaku, pekerja sosial dapat membantu klien mengembangkan cara berpikir yang sehat, meningkatkan kualitas hidup, dan mencapai kesejahteraan psikososial. Teori ini tidak hanya relevan dalam setting klinis, tetapi juga sangat aplikatif dalam konteks pemberdayaan masyarakat dan pendidikan sosial.

No comments:


TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA<><><><><>Semoga Kehadiran Kami Bermanfaat Bagi Kita Bersama
banner