9/13/25
Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCH)
9/1/25
Perbedaan Mendasar antara Forex dan Judi Bola
Dalam masyarakat modern, aktivitas seperti trading forex dan taruhan bola kerap kali disamakan, bahkan dianggap tidak memiliki perbedaan yang signifikan karena keduanya sama-sama mengandung risiko dan sering melibatkan analisis. Namun, dalam kajian yang lebih mendalam, forex dan judi bola memiliki perbedaan fundamental dari segi struktur, legalitas, nilai ekonomi, serta cara pengelolaan risiko. Makalah ini bertujuan memberikan penjelasan edukatif dan komprehensif terkait perbedaan mendasar antara forex (foreign exchange) dan judi bola, sehingga masyarakat dapat memahami karakteristik dan implikasinya secara lebih bijak.
8/18/25
Krisis Kaderisasi dan Jalan Keluar
Antara Tantangan dan Harapan
Kaderisasi adalah ruh organisasi. Tanpa kaderisasi yang hidup, organisasi perlahan akan menjadi tubuh besar yang rapuh, kehilangan jiwa, kehilangan arah, dan akhirnya tinggal sejarah. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak organisasi, termasuk organisasi kepemudaan Islam, sedang mengalami krisis kaderisasi. Kader sedikit, militansi menurun, loyalitas memudar, dan regenerasi tak berjalan baik.
Apa sebenarnya yang sedang terjadi? Dan bagaimana jalan keluarnya?
8/4/25
Model Kaderisasi Efektif dalam Organisasi Kepemudaan
Kaderisasi bukan hanya penting ia krusial. Namun dalam praktiknya, banyak organisasi kepemudaan mengalami kegagalan kaderisasi karena pendekatan yang kaku, program yang tidak kontekstual, atau minimnya pendampingan. Maka, pertanyaan selanjutnya bukan lagi “Perlukah kaderisasi?”, melainkan “Bagaimana model kaderisasi yang efektif?”
Artikel ini mencoba menjawabnya dengan menggambarkan model-model kaderisasi yang berhasil diterapkan di berbagai organisasi, khususnya dalam konteks gerakan pemuda Islam seperti Pemuda Muhammadiyah.
7/31/25
Menyiapkan Pemimpin, Merawat Perjuangan
Di tengah arus perubahan zaman yang begitu cepat, pertanyaan mendasar bagi setiap organisasi adalah: siapa yang akan melanjutkan perjuangan ini setelah kita? Pertanyaan tersebut tidak sekadar retoris, tetapi menjadi panggilan penting untuk melakukan proses kaderisasi secara serius dan berkelanjutan.
Kaderisasi Bukan Sekadar Formalitas
Dalam banyak organisasi, kaderisasi kerap dipahami sebagai sebuah tahapan administratif ikut pelatihan, hadir di forum, lalu selesai. Padahal, hakikat kaderisasi jauh lebih dalam: proses pembentukan manusia. Seorang kader bukan hanya diukur dari seberapa sering ia hadir, tetapi seberapa kuat ia memahami nilai, menjaga komitmen, dan membawa semangat perubahan.
7/24/25
Pemaknaan Sakit dalam Masyarakat Modern Studi Kasus Asma Berdasarkan Konsep Health Belief Model dan Health Seeking Behavior
Oleh : Ahmad Fathullah
A.
PENDAHULUAN
Pemahaman tentang sehat dan sakit dalam masyarakat modern telah berkembang jauh melampaui definisi medis-biologis. Dalam konteks kontemporer, konsep sehat-sakit tidak hanya dilihat dari segi fisik atau biologis semata, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor psikologis, sosial, budaya, dan spiritual. Paradigma ini dikenal dengan pendekatan biopsikososial dan menjadi dasar dari pengembangan teori-teori perilaku kesehatan, seperti Health Belief Model (HBM) dan Health Seeking Behavior (HSB). Salah satu penyakit yang sering menjadi contoh dalam konteks ini adalah asma—penyakit pernapasan kronis yang tidak hanya menimbulkan dampak fisiologis, tetapi juga membentuk respons psikososial individu dalam mengelolanya.
Penelitian ini berangkat dari pengalaman pribadi penulis sebagai penderita asma dan bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana keyakinan dan perilaku pencarian kesehatan terbentuk dalam menghadapi penyakit tersebut. Dengan menggunakan kerangka teori HBM dan HSB, tulisan ini memberikan perspektif akademik tentang bagaimana masyarakat modern memaknai sakit dan mengupayakan penyembuhan, baik melalui jalur medis maupun non-medis.
7/19/25
Mengapa Strategi Seragam Justru Membawa Kehancuran?
7/7/25
STUNTING ANCAMAN KESEHATAN GLOBAL DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN SDM INDONESIA
Oleh : Ahmad Fathullah
A.
PENDAHULUAN
Stunting merupakan salah satu bentuk malnutrisi kronis yang menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Menurut WHO, stunting terjadi ketika tinggi badan anak lebih rendah dari standar usianya akibat kekurangan gizi yang berkepanjangan, infeksi berulang, dan stimulasi lingkungan yang tidak memadai.[1] Masalah ini bukan hanya isu kesehatan, melainkan juga menjadi tantangan besar dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM), terutama di negara berkembang seperti Indonesia.
6/30/25
Mewujudkan Keadilan Pendidikan sebagai Pilar Transformasi Pembangunan Indonesia
6/19/25
7 Skill Penting yang Dibutuhkan Mahasiswa Era Digital
Era digital menghadirkan tantangan sekaligus peluang baru bagi mahasiswa dalam menyiapkan diri untuk memasuki dunia kerja dan kehidupan masyarakat. Berikut tujuh skill penting yang wajib dimiliki mahasiswa untuk sukses di era digital ini:
Literasi Digital Mahasiswa harus memiliki kemampuan mencari, mengelola, menganalisis, serta mengevaluasi informasi dari internet secara bijak dan kritis. Literasi digital membantu mahasiswa menghindari informasi palsu (hoaks) dan meningkatkan kualitas karya akademik.
Keterampilan Komunikasi Digital Di era digital, komunikasi lebih banyak dilakukan melalui platform digital seperti email, media sosial, dan aplikasi chat. Mahasiswa harus mampu menyampaikan pesan secara jelas, sopan, dan efektif dalam komunikasi virtual.
Keterampilan Pemrograman Dasar Pemrograman dasar seperti HTML, CSS, Python, atau JavaScript membantu mahasiswa memahami logika teknologi yang saat ini mendominasi berbagai industri. Pemahaman ini meningkatkan daya saing dalam pasar kerja modern.
6/16/25
Santri Zaman Now: Antara Tradisi, Teknologi, dan Tanggung Jawab Sosial
Kata kunci utama: santri modern, peran santri, teknologi dan Islam
Santri, dalam sejarahnya, dikenal sebagai pilar utama pendidikan Islam di Indonesia. Mereka adalah pembelajar ilmu agama yang tinggal di pesantren dan dididik dalam lingkungan yang sarat nilai-nilai keislaman, kesederhanaan, dan kedisiplinan. Namun di era digital ini, peran santri tak lagi hanya berada di balik tembok pesantren. Mereka kini berada di garda terdepan dalam menjembatani tradisi Islam klasik dengan tantangan zaman modern yang serba digital.
🔹 Tradisi yang Tetap Relevan
Meski teknologi berkembang pesat, nilai-nilai tradisi pesantren masih sangat relevan. Santri tetap belajar kitab kuning, mempelajari fikih, akidah, tasawuf, serta memperdalam pemahaman Al-Qur'an dan hadis. Ini adalah pondasi yang tak tergantikan, membentuk karakter dan keilmuan seorang santri.
Namun, nilai tradisi itu tidak berarti menutup diri dari perkembangan. Justru, tradisi yang kuat adalah modal untuk menyaring mana yang baik dan buruk dari perkembangan zaman. Santri yang kuat akarnya dalam tradisi, akan mampu menghadapi modernitas tanpa kehilangan identitas.
6/12/25
Peran Sosial Masjid dalam Pemberdayaan Masyarakat
Kata kunci utama: peran masjid, pemberdayaan sosial, masyarakat Islam

🔹 Masjid di Masa Rasulullah ﷺ: Sentra Keumatan
Sejarah mencatat bahwa Masjid Nabawi di Madinah bukan sekadar rumah ibadah. Masjid itu menjadi pusat segala aktivitas umat:
-
Tempat pendidikan dan pengajaran Al-Qur'an
-
Markas diplomasi dan perencanaan strategi dakwah
6/11/25
Analisis Masalah Sosial Kemiskinan dalam Perspektif Psikologi Kognitif dan Humanistik serta Implikasinya dalam Praktik Pekerjaan Sosial di LKSA Muhammadiyah Semampir Semampir
Oleh: Ahmad Fathullah, M.Pd
Pendahuluan
Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang kompleks dan multidimensional, tidak hanya menyangkut aspek ekonomi, tetapi juga berdampak pada kondisi psikologis individu yang mengalaminya. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kemiskinan memengaruhi cara berpikir, motivasi, serta rasa percaya diri individu, terutama pada anak-anak dan remaja. Dalam konteks ini, pendekatan psikologi menjadi penting untuk memahami bagaimana individu yang hidup dalam kemiskinan merespon lingkungan sosialnya. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis kemiskinan dari sudut pandang psikologi kognitif dan humanistik, serta mengaitkannya dengan praktik pekerjaan sosial yang dilakukan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Muhammadiyah Semampir.
6/9/25
Pentingnya Pendidikan Karakter dalam Membentuk Generasi Berakhlak Mulia
Kata kunci: pendidikan karakter, akhlak mulia
6/8/25
Hari Tasyrik: Hari Makan, Minum, dan Berdzikir kepada Allah
6/7/25
Tantangan Pekerja Sosial di Indonesia: Antara Profesionalisme dan Kompleksitas Sosial
Ahmad Fathullah, M.Pd |
Oleh : Ahmad Fathullah, M.Pd
Pekerja sosial memainkan peran vital dalam mendukung keberfungsian sosial individu, keluarga, dan masyarakat. Di Indonesia, profesi ini telah memperoleh legitimasi hukum melalui Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2019 tentang Pekerja Sosial. Namun, dalam praktiknya, pekerja sosial menghadapi berbagai tantangan yang kompleks, baik dari aspek struktural, kultural, maupun profesional. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji tantangan-tantangan tersebut serta implikasinya terhadap pengembangan profesi pekerja sosial di Indonesia.
6/4/25
Jejak Pengorbanan: Makna Qurban dalam Membangun Masyarakat Berkeadaban
![]() |
Ahmad Fathullah, M.Pd |
Hari-hari besar dalam Islam bukan hanya soal ritualitas, tetapi momentum untuk memperkuat nilai-nilai spiritual dan sosial. Idul Adha adalah salah satunya. Ia datang setiap 10 Dzulhijjah, membawa pesan universal yang telah diwariskan ribuan tahun silam: bahwa cinta dan ketundukan kepada Allah memerlukan pengorbanan, dan dari pengorbanan itulah lahir kepedulian sosial yang nyata.
Ibadah qurban — menyembelih hewan ternak sebagai bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah — menjadi pusat dari peringatan Idul Adha. Namun lebih dari itu, qurban mengajarkan kita tentang jiwa yang rela memberi, tangan yang ringan berbagi, dan hati yang lembut pada penderitaan sesama.
Qurban dan Keteladanan Profetik
Kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS bukan hanya sejarah, melainkan teladan moral yang abadi. Ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan anak yang sangat ia cintai, Ismail, ia tidak ragu. Bahkan Ismail sendiri menyambutnya dengan kepasrahan yang luar biasa:
6/2/25
Teori Kognitif Behavior: Pokok Pembahasan, Tokoh, dan Implikasi dalam Praktik Pekerjaan Sosial
Oleh : Ahmad Fathullah
Pendahuluan
Dalam dunia pekerjaan sosial, teori merupakan fondasi penting untuk memahami perilaku manusia dan menyusun intervensi yang tepat. Salah satu teori yang banyak digunakan adalah teori Kognitif Behavior atau Cognitive Behavioral Theory. Teori ini menawarkan pendekatan yang integratif, menggabungkan elemen-elemen dari psikologi kognitif dan behavioristik untuk membantu individu mengubah pola pikir dan perilaku yang tidak adaptif.
Teori Psikososial: Pokok Pembahasan, Tokoh, dan Implikasi dalam Praktik Pekerjaan Sosial
Oleh : Ahmad Fathullah
Pendahuluan
Teori perkembangan psikososial merupakan salah satu teori penting dalam memahami dinamika kehidupan manusia dari lahir hingga usia lanjut. Teori ini dikembangkan oleh Erik H. Erikson, seorang psikolog yang memperluas pendekatan psikoanalisis dengan menekankan peran lingkungan sosial dan pengalaman psikologis dalam pembentukan identitas individu. Dalam konteks pekerjaan sosial, teori ini sangat relevan karena dapat membantu pekerja sosial dalam merancang intervensi yang sesuai dengan tahapan perkembangan klien.
Teori Psikodinamika: Pokok Pembahasan, Tokoh, dan Implikasi dalam Praktik Pekerjaan Sosial
Oleh : Ahmad Fathullah
Pendahuluan
Teori psikodinamika merupakan salah satu pendekatan klasik dalam psikologi yang fokus pada dinamika kepribadian dan konflik batin bawah sadar. Dalam konteks pekerjaan sosial, teori ini menjadi dasar dalam memahami perilaku individu yang bermasalah secara emosional dan psikologis, serta menjadi landasan intervensi klinis dalam setting mikro.
Teori Sistem : pokok pembahasan teori, tokoh dan implikasi dalam praktik pekerjaan sosial
Oleh : Ahmad Fathullah
Pokok Pembahasan Teori
Teori Sistem (Systems Theory) merupakan pendekatan interdisipliner yang memandang individu bukan sebagai entitas yang berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari sistem yang lebih luas, seperti keluarga, kelompok, organisasi, dan masyarakat. Dalam konteks pekerjaan sosial, teori ini menekankan pentingnya memahami hubungan timbal balik antara individu dan lingkungannya.
TEORI BELAJAR SOSIAL: POKOK PEMBAHASAN, TOKOH, DAN IMPLIKASINYA DALAM PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL
Oleh : Ahmad Fathullah
Pendahuluan
Dalam praktik pekerjaan sosial, pemahaman terhadap perilaku manusia sangat krusial untuk merancang intervensi yang efektif. Salah satu teori yang relevan dalam memahami dinamika perilaku individu dalam konteks sosial adalah Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory). Teori ini menjelaskan bagaimana individu belajar melalui pengamatan terhadap lingkungan sosialnya dan bagaimana perilaku ditiru dari model-model yang ada di sekitarnya. Dalam konteks ini, pekerja sosial memegang peran penting sebagai fasilitator pembelajaran sosial, khususnya dalam pembentukan perilaku positif.
Pokok Pembahasan Teori Belajar Sosial
Teori Belajar Sosial menekankan bahwa perilaku manusia diperoleh tidak semata-mata melalui pengalaman langsung, melainkan melalui proses observasi, imitasi, dan modeling. Konsep ini bertolak belakang dengan teori behavioristik murni yang menekankan pada stimulus-respons dan penguatan. Dalam pandangan belajar sosial, individu belajar dengan mengamati orang lain dan menginternalisasi konsekuensi dari perilaku tersebut—baik berupa penguatan (reinforcement) maupun hukuman (punishment).
Peran Pekerja Sosial dalam Mewujudkan Kesejahteraan Sosial di Indonesia
Penulis: Ahmad Fathullah, M.Pd.
LKSA Muhammadiyah Semampir, Surabaya
Abstrak
Pekerja sosial merupakan salah satu unsur penting dalam sistem kesejahteraan sosial di Indonesia. Mereka berperan sebagai pendamping, advokat, fasilitator, hingga agen perubahan sosial dalam upaya meningkatkan kualitas hidup individu dan kelompok rentan. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji secara teoritis dan praktis peran pekerja sosial dalam konteks pembangunan kesejahteraan sosial. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan pendekatan deskriptif-analitis. Hasil kajian menunjukkan bahwa pekerja sosial memegang peranan strategis dalam menjembatani kebutuhan masyarakat dan kebijakan negara, khususnya dalam layanan terhadap anak terlantar, lansia, penyandang disabilitas, serta korban kekerasan dan bencana. Penguatan kapasitas, legalitas profesi, dan dukungan kebijakan menjadi kunci optimalisasi peran mereka ke depan.
6/1/25
Pancasila dan Peran Vital Generasi Muda dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045
5/5/25
Menakar Dampak Penundaan Tarif Trump terhadap Indonesia dan Dunia
Pada awal April 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan penundaan selama 90 hari atas rencana kenaikan tarif impor terhadap Indonesia. Kebijakan yang semula dirancang untuk menaikkan bea masuk sebesar 32% ini ditangguhkan sebagai bentuk kompromi diplomatik. Keputusan tersebut bukan hanya berdampak pada arah kebijakan ekonomi Indonesia, tetapi juga memberikan gema pada dinamika perdagangan internasional.
Kesempatan Bernapas bagi Indonesia
Bagi Indonesia, penundaan ini menjadi ruang bernapas yang berharga. Pemerintah kini memiliki waktu untuk menegosiasikan ulang hubungan dagang dengan Amerika Serikat tanpa harus langsung menanggung lonjakan biaya ekspor. Di sisi lain, strategi jangka panjang juga mulai dirancang, termasuk:
4/10/25
Zaman Gelap dan Tantangan Generasi
Harapan di Tengah Kegelapan
Zaman
gelap bukanlah akhir, tapi kesempatan untuk menyalakan cahaya. Ketika generasi
muda menyadari bahwa mereka adalah harapan, maka gerakan akan menemukan ruhnya
kembali. Di Semampir, harapan itu tumbuh di ruang-ruang kecil: di musholla
kampung, di kajian sore, di panti asuhan, di kelas kader, dan di jalan-jalan
sosial.
Pemuda
Muhammadiyah Semampir hadir bukan untuk sekadar eksis, tetapi untuk memberi
makna. Bukan hanya bergerak, tapi juga menggerakkan. Mereka menolak tunduk pada
zaman, dan memilih untuk menyalakan obor
meski kecil, tapi cukup menerangi jalan.
Sebagaimana
pesan Buya Hamka:
“Kalau
hidup sekadar hidup, babi di hutan pun hidup. Tapi yang membuat hidup itu
berarti adalah perjuangan.”
Buya
Hamka
About
Fb : ahmad.fathullah.10
IG : a.fathullah94